KEGUNAAN TEORI DALAM PENELITIAN
Penelitian
pada hakekatnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang
benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian terdiri
dari fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia dapat
memahami fenomena an memecahkan masalah yang dihadapinya. Masalah penelitian
dapat timbul karena adanya kesulitan yang mengganggu kehidupan manusia atau
semata-mata karena dorongan ingin tahu sebagai sifat naluri manusia.
Sudah dipahami
bersama bahwa penelitian merupakan proses mencari pemecahan masalah melalui
prosedur ilmiah. Tahap-tahap yang harus dilalui menurut prosedur ilmiah bukan
hanya dapat dilakukan di laboratorium saja, tetapi juga mencari kajian
pustakanya atau teorinya. Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari
pengetahuan dari pengetahuan yang sudah ada. Pada semua ilmu pengetahuan,
ilmuwan selalu memulai penelitiannya dengan cara menggali apa-apa yang sudah
ada (Suharsimi Arikunto, 1995:
75).
Dalam sub
bab Kajian teori memuat esinsi-esensi hasil penelitian literatur yaitu
teori-teori. Uraian teori yang disusun bisa dengan kata-kata penulis secara
bebas dengan tidak mengurangi makna teori tersebut atau dalam bentuk kutipan
dari tulisan orang lain. Teori-teori itu harus relevan dengan permasalahan
penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan landasan teoritis ini perlu
ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, bukan sekedar
perbuatan coba-coba. Adanya landasan teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian
itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Toeri
merukan piasu analisis/ paradigm yang digunakan untuk mengupas masalah yang
terjadi dimeja penelitian, jadi teori ibaratnya pisau untuk membelah sebuah
roti, jika dapat menggunakan pisau yang tepat, dan menggunakannya secara tepat
pula, maka hasilnya akan memuaskan.
Sebelum
mendefinisikan teori, ada dua istilah yang perlu dijelaskan yaitu konsep dan
proposisi. Konsep menunjuk pada istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Proposisi merupakan hubungan yang logis
antara dua konsep (Nanang
Martono, 2011: 40-41).
Teori adalah
alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan
proposisi yang di susun secara sistematis (Sugiyono, 2011:54).
Secara umum,
teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan
diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena.
Teori merupakan salah satu konsep dasar penelitian sosial. Secara khusus, teori
adalah seperangkat konsep/konstruk, defenisi dan proposisi yang berusaha
menjelaskan hubungan sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerinci
hubungan sebab-akibat yang terjadi (Sardar Ziauddin, 1996:43).
Sehingga
bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk
mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa
tindakan selanjutnya.
Mark
membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan
dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain:
·
Teori yang deduktif: memberi
keterangan yang di mulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu
ke arah data akan diterangkan.
·
Teori yang induktif: cara
menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang
yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
·
Teori yang fungsional: di sini
nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data
mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data (Sugiyono, 2011:53).
Tiga hal
yang perlu diperhatikan jika kita ingin mengenal lebih lanjut tentang teori
adalah:
·
Teori merupakan suatu proporsi yang
terdiri dari konstrak yang sudah didefinisikan secara luas sesuai dengan
hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secara jelas
·
Teori menjelaskan hubungan antar
variable sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena yang diterangkan
variabel-variabel tersebut dapat jelas
·
Teori menerangkan fenomena dengan
cara menspesifikasikan variable yang saling berhubungan.
Kegunaan
atau fungsi teori dalam penelitian secara umum mempunyai tiga fungsi yaitu:
·
Untuk menjelaskan (explanation) yang
digunakan memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variable
yang akan diteliti.
·
Untuk meramalkan (prediction) yang
digunakan memprediksi, memandu serta menemukan fakta untuk merumuskan hipotesis
dan menyusun instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan
pernyataan yang bersifat prediktif.
·
Untuk pengendalian (control) yang
digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya untuk
memberikan saran dalam pemecahan masalah.
Menurut
Nanag Martono, teori dalam penelitian mempunyai kegunaan atau fungsi sebagai
berikut:
·
Memberikan pola dalam proses
interpretasi data
Teori menyediakan berbagai argumentasi yang dapat
digunakan untuk menganalisis atau memberikan penafsiran atas hasil penelitian
yang telah diolah. Argumentasi akan lebih kuat apabila di dukung dengan teori
yang ada.
·
Menghubungkan satu studi dengan
studi lainnya
Teori membantu peneliti menemukan suatu kerangka
konseptual untuk menjelaskan hubungan antara hasil penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan.
·
Menyajikan kerangka
Teori memberikan penjelasan mengenai definisi atau
makna sebuah konsep atau variabel. Definisi konsep bermanfaat untuk membatasi
studi yang dilakukan serta memberikan informasi bagi orang lain yang tertarik
dengan hasil penelitian kita, sehingga ia dapat melakukan studi lanjutan.
·
Memungkinkan peneliti
menginterpretasikan data yang lebih besar dari temuan yang diperoleh dari suatu
penelitian (Nanang Martono, 2011:43).
Menurut
Snelbecker ada tiga kegunaan teori dalam penelitian. Pertama, sebagai
pensistematiskan temuan-temuan penelitian. Kedua, sebagai pendorong
untuk menyusun hipotesis. Dan dengan hipotesis membimbing peneliti mencari
jawaban-jawaban serta membuat ramalan-ramalan atas dasar penemuan. Ketiga, sebagai
penyaji penjelasan dalam menjawab pertanyaan (Sardar Ziauddin, 1996:86). Jika
dijabarkan ada beberapa kegunaan teori dalam penelitian yaitu:
·
Sebagai penyusun generalisasi atas
fakta-fakta
·
Menjadi kerangka orientasi untuk
pengumpulan, pengolahan, dan analisa data
·
Pembuat prediksi terhadap fenomena
baru yang akan terjadi
·
Pengawas lowongan dalam pengetahuan
dengan cara deduksi
·
Sebagai rujukan dalam pelaksanaan
kegiatan penelitian
·
Sebagai kerangka penalaran logis.
Sebagaimana diketahui menurut filsafat ilmu pengetahuan, dikenal
ada dua aliran pemikiran besar atau paradigma ilmu dalam memandang persoalan,
yakni paradigma positivistik yang bersumber atau dipengaruhi oleh cara pandang
ilmu alam yang bersandar pada hal-hal yang bersifat empirik, dan menjadi dasar
metode penelitian kuantitatif, dan paradigma interpretif yang berakar dari cara
pandang ilmu sosial yang lebih bersifat holistik dalam memandang persoalan, dan
menjadi dasar metode penelitian kualitatif. Masing-masing metode tersebut
berbeda sangat tajam dalam memandang persoalan yang diangkat menjadi masalah
penelitian, mulai dari tujuan penelitian, desain penelitian, proses penelitian,
bentuk pertanyaan penelitian, metode perolehan data, mengukur keabsahan data,
analisis data hingga makna dan kegunaan teori. Berikut uraian ringkasnya.
Dalam metode penelitian kuantitatif, teori berguna sebagai dasar
penelitian untuk diuji. Oleh karena itu, sebelum mulai kegiatan pengumpulan
data, peneliti menjelaskan teori secara komprehensif. Uraian mengenai teori ini
dipaparkan dengan jelas dan rinci pada desain penelitian. Teori menjadi
kerangka kerja (framework) untuk keseluruhan proses
penelitian, mulai bentuk dan rumusan pertanyaan atau hipotesis hingga prosedur
pengumpulan data. Peneliti menguji atau memverifikasi teori dengan cara
menjawab hipotesis atau pertanyaan penelitian yang diperoleh dari teori.
Hipotesis atau pertanyaan penelitian tersebut mengandung variabel untuk
ditentukan jawabannya. Karena itu, metode penelitian kuantitatif
berangkat dari teori.
Berdasar
proses penelitian, dalam penelitian kuantitatif, teori memiliki kegunaan untuk
memperjelas persoalan, menyusun hipotesis, menyusun instrumen dan pembahasan
hasil analisis data. Penelitian dengan paradigma kuantitatif sebetulnya ialah
mencari data untuk dibandingkan dengan teori.
Sebaliknya, metode penelitian kualitatif berangkat dari lapangan
dengan melihat fenomena atau gejala yang terjadi untuk selanjutnya menghasilkan
atau mengembangkan teori. Jika dalam metode penelitian kuantitatif teori
berwujud dalam bentuk hipotesis atau definisi sebagaimana dipaparkan
sebelumnya, maka dalam metode penelitian kualitatif teori berbentuk pola (pattern)
atau generalisasi naturalistik (naturalistic generalization). Karena
itu, pola dari suatu fenomena bisa dianggap sebagai sebuah teori. Kalau
begitu apa kegunaan teori dalam metode penelitian kualitatif? Teori dipakai
sebagai bahan pisau analisis untuk memahami persoalan yang diteliti.
Dengan teori, peneliti akan memperoleh inspirasi untuk bisa
memaknai persoalan. Memang teori bukan satu-satunya alat atau bahan untuk
melihat persoalan yang diteliti. Pengalaman atau pengetahuan peneliti
sebelumnya yang diperoleh lewat pembacaan literatur, mengikuti diskusi ilmiah,
seminar atau konferensi, ceramah dan sebagainya bisa dipakai sebagai bahan
tambahan untuk memahami persoalan secara lebih mendalam. Teori dipakai sebagai
informasi pembanding atau tambahan untuk melihat gejala yang diteliti secara
lebih utuh. Karena tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami
gejala atau persoalan tidak dalam konteks mencari penyebab atau akibat dari
sebuah persoalan lewat variabel yang ada melainkan untuk memahami gejala secara
komprehensif, maka berbagai informasi mengenai persoalan yang diteliti wajib
diperoleh. Informasi dimaksud termasuk dari hasil-hasil penelitian sebelumnya
mengenai persoalan yang sama atau mirip.
Berdasarkan
proses penelitian, kegunaan teori dalam penelitian kualitatif ialah untuk
memperkuat peneliti sebagai human instrument, sehingga peneliti memiliki
skill untuk menggali data penelitian secara lengkap, mendalam serta
mampu melakukan konstruksi temuannya ke dalam tema dan hipotesis. Karena itu,
dalam penelitian kualitatif, peneliti mencari teori untuk menjelaskan data
penelitian yang diperoleh.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi., 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Martono, Nanang. 2011. Metode penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sardar
Ziauddin, 1996, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung; Mizan.
Sugiyono. 2011. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung:
Alfabeta. Cet Ke-14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar