CINTAKU PADAMU
TEMAN
Sebagian
merasa hidup ini tidak akan pernah mencapai maknanya tanpa kehadiran seorangpun
teman. Teman adalah orang-orang yang dicintainya dan yang mencintainya pula Orang-orang
yang dengan keluasan hati menerima dirinya apa adanya, tanpa bumbu dan banyak
cela.
Menyayangi teman, sama sekali bukan berarti menafikan kecintaan kepada yang
lain Kecintaan kepada keluarga, kepada diri sendiri, sebab tiap-tiap jendela
cinta memiliki ruangan tersendiri di hati yang tidak akan mampu disamakan
dengan cinta-cinta lain Yang kesemuanya tidak saling berhimpit tidak pula
bersinggungan. Namun tiap-tiap kecintaan mengisi bilik-bilik hati yang
berbeda-beda. Kesemua cinta hendaknya merupakan suatu refleksi cinta kepada
Allah SWT. Suatu pendaran keemasan dari keimanan, desiran sejuk angin
kerinduan, dan deburan tegar ombak keistiqomahan.
Teman,
bagiku kata itu adalah ungkapan kerinduan dan sejuta harapan. Harapan untuk
dapat saling menegur dan meneguhkan. Membuang jauh-jauh kata perbedaan dan
mencoba untuk mengawali segalanya dari kesamaan. Pada kata itu kutemukan
hakikat hidup dan kehidupan, karena bersamanya aku menahan derita dan sengsara,
gundah dan gulana, namun begitu manis terasa segala kerutan layar perjuangan
karena Allah lah yang telah membuatnya.
Teman,
bertemankan jiwa-jiwa yang ber-izzah mulia dan ghiroh menggelora, dengan segudang
ide dan idealisme yang Robbani. Meniti jembatan yang sama, dengan tekad yang
serupa dan seragam kebesaran jiwa. Bukan untuk sekedar menghabiskan sisa
minuman kehidupan dunia, tapi hidup untuk sebuah cita yang takkan pernah kandas
sia-sia. Pantas saja jika Rosululloh mewasiatkan agar kita menjadikan mereka
yang sholeh sebagai teman kepercayaan.
Ah
teman, harus kita terima bahwa berteman bukan berarti untuk selalu bersama
secara harfiah Suatu saat pasti kita akan terpisah pula. Menempati lini-lini
berbeda di setiap sudut kehidupan, agar setiap insane dapat tersentuh cahayaNya
Teringat
serangkaian syair milik Munsyid Saujana ini kusuntingkan untukmu :
Sedingin embunan
dedaun kehijauan, sesegar ingatan kenangan kisah silam. Kita seiring bersatu dan berjuang, meniti titian persahabatan. Kau hadir bawa cahaya, terangi hatiku teman. Saling memerlukan dan mengharapkan. Tangis gembira saat bahagia, moga kan kekal menuju Syurga. Kerana Tuhan kita ditemukan, andai terpisah, itu ketentuan. Sengketa dan kesilapan itulah fitrahnya insane. Kata dan teguran itulah pedoman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar