PEMUDA Alay ZAMAN
REFORMASI
“ALAY”. Satu kata yang tidak
lagi asing di telinga kita dan sebuah “stempel” bagi para pemuda di era
reformasi. Dan kata yang akan menjadi ideologi di kalangan remaja masa kini.
Nampaknya sudah menjadi suatu gaya hidup atau bahkan telah menjadi
suatu faham bagi para pemuda di jaman reformasi yang menganggap semuanya serba
kebarat-baratan. Bahkan, para pemuda masa kini tersebut menjadikannya sebagai
semboyan utama dalam kehidupan mereka. Berbagai tingkah laku yang mereka anggap
biasa, namun di kalangan para orang jaman dahulu (“jadoel”) sebagai hal yang
luar biasa, “tidak lumrah”.
Ideologi alay yang mereka yakini inilah yang mengubah mereka lebih
mencintai budaya barat ketimbang budaya sendiri. Apalagi dengan adanya demam
K-Pop yang diimpor dari Negeri Ginseng itu. Para pemuda Indonesia pun
berlomba-lomba meniru gelombang budaya asing yang masuk ke Tanah Air. Bahkan
tidak sedikit yang mengubah penampilan mereka layaknya tokoh-tokoh yang mereka
banggakan, yang sebenarnya adalah orang-orang yang tak mampu menciptakan
perubahan.
Impor budaya dari negeri-negeri tetangga ini mampu membius kalangan
muda untuk melunturkan rasa nasionalisme dan rasa patriotisme mereka yang kian
hari kian memperihatinkan. Tidak hanya melupakan budaya sendiri dan lebih menjunjung
tinggi budaya orang, para pemuda masa kini juga banyak yang merasa gengsi untuk
melestarikannya. Anehnya, ketika budaya Nusantara yang telah diabaikan itu
ingin dilestarikan negara lain, pemuda yang “cuek bebek” ini seketika, tanpa
rasa malu, berteriak-teriak menyuarakan aspirasi mereka yang kakanak-kanakan
untuk melestarikan budaya Tanah Air.
Sejenak kita lupakan pemuda yang berideologi alay dan kembali
mengingat para pemuda yang darahnya untuk untuk mewarnai merahnya sang saka
Merah Putih yang rela berkorban demi negara, menerjang semua peluru dan
menghadang semua tank-tank yang mampu meremukkan tulang kita. Itulah yang
menginspirasi Bung Karno. Beliau berkata, jika diberikan sepuluh pemuda, maka
Beliau akan mengguncangkan Dunia. Tetapi bila Bung Karno hidup di zaman
sekarang, apakah dunia akan terguncang dengan adanya sepuluh pemuda alay? Tentu
Anda semua akan mampu menjawab pertanyaan itu.
Sejarah pun juga membuktikan bahwa pemuda berperan penting dalam
kemerdekaan. Dimana saja, di negara mana saja kemerdekaan tak pernah luput dari
peran pemuda. Karena pemudalah yang paling bersemangat dan ambisius
memperjuangkan perubahan menuju lebih baik. Pemuda itu tidak dapat diremehkan,
mereka punya peran penting dalam perjuangan. Maka dari itu jika ingin Indonesia
menjadi lebih baik maka perbaikan itu yang utama ada di tangan pemuda, perbaikan
itu akan tegak dari tangan pemuda dan dari pemuda.
Pemuda mempunyai banyak potensi. Akan tetapi jika tidak dilakukan pembinaan
yang terjadi adalah sebaliknya. Potensinya tak tergali, semangatnya melemah
atau munngkin sekarang telah tercermin oleh para pemuda alay, bahkan yang lebih
buruk lagi pemuda menggunakan potensinya untuk hal-hal yang tidak baik misalnya
tawuran dan lain sebagainya.
Seorang pemuda mempunya impian dan berani bermimpi, mana mungkin kita
sebagai pemuda bisa maju jika bermimpi saja. Tetapi yang terjadi pada pemuda
alay sekarang ini, mereka hanya bisa ngomong dan banyak tingkahnya. Impian adalah cita-cita maka kita harus berani
bermimipi. Impian akan menimbulkan niat, niat akan menimbulkan sikap, sikap
akan menimbulkan usaha untuk mewujudkan cita-cita. Dan impian juga akan
menimbulkan semangat, semangat ibarat api yang akan memicu ledakan potensi yang
luar biasa.
Seorang pemuda mengandalkan diri sendiri bukan mengandalkan orang lain atau
orang tua. Pemuda yang hebat bukan pemuda yang berkata,"Ayah ku polisi
lho, jangan macam-macam sama aku”. Bukan seperti itu, tapi pemuda yang hebat
dan berjiwa besar adalah pemuda yang berkata,"inilah aku" atau "
menjadi diriku dengan segala kekurangan”. Jadilah pemuda yang mandiri, dengan
kemandirian itu ia terpacu untuk tidak menggantungkan diri pada siapapun kecuali
Allah, ia menjadi yang tangguh, ia berusaha memacu dirinya menjadi lebih baik dari
hari ke hari sampai akhirnya ia bisa merubah lingkungannya. Ia menjadi pemuda
yang percaya diri, bukan pemuda yang alay.
Merubah diri sendiri dengan mengendalikan hawa nafsu, mencari ilmu,
memperbaiki ibadah. Berani mencoba untuk sebuah kemenangan tanpa takut gagal. Berani
memulai, memulai adalah hal yang sulit kata sebagian orang , setelah itu akan
berjalan lancar. Maka kita harus berani memulai, walaupun sulit coba dulu, Insyaallah
berikutnya berhasil.
Berani beraksi adalah wujud konsisten kita pada apa yang kita yakini, kita
impikan. Kita memimpikan Indonesia menjadi lebih baik maka berani beraksi untuk
perbaikan tersebut sesuai dengan kreativitas kita adalah hal yang hebat. Dari
yang kecil tidak masalah. Yang penting kita berani.Tatap dunia, hadapi, jangan
bersembunyai, jangan hanya bicara tapi berbuat, beramal. Kita tunjukan bahwa
kita pemuda, kita tidak diam tapi bergerak menuju perbaikan yang lebih baik. Bahwa
kita tidak duduk, tapi kita berjuang.
Sahabat-sahabat, kita adalah pemuda, masa depan negeri ada ditangan kita, perubahan ada di tangan kita mari kita mencari ilmu, membina diri dengan sekolah yang tekun , ikut mentoring untuk memperkokoh keyakinan, ikut kajian kemudian membina fisik agar sehat dan kuat. Agar kita bisa mengelola dan merubah masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar