Laman

Kamis, 02 April 2015

KONSEP DASAR DAN PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN



BAB I
KONSEP DASAR DAN PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN

A.    Konsep Dasar Supervisi Pendidikan
Konsep supervisi akademik atau supervisi pendidikan dalam literatur mutakhir pada dasarnya masih sejalan  dengan konsep-konsep yang telah dibicarakan dalam literatur-literatur yang mendahuluinya. Supervisi pendidikan dipandang sebagai kegiatan yang ditunjukkan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Dalam konteks profesi pendidikan, khususunya profesi mengajaran, mutu pembelajaran merupakan refleksi dari kemamuan profesional guru. Oleh karena itu, supervisi pendidikan berkepentingan dengan upaya peningkatan kemampuan professional guru, yang pada gilirannya akan berdampak terhadap peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
Para ahli mengatakan bahwa “the function of supervision is to promote the teacher’s professional growth, to achieve better learning through better teaching. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa fungsi supervisi pendidikan adalah meningkatkan kemampuan professional guru dalam upaya mewujudkan proses belajar peserta didik yang lebih baik dengan cara-cara mengajar yang lebih baik pula. Dalam analisis terakhir, efektivitas supervisi pendidikan ditunjukkan pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, hubungan antara perilaku supervisi, perilaku mengajar, perilaku belajar, dan hasil belajar merupakan hubungan yang sangat fundamental dalam perbaikan mutu hasil pendidikan.[1]
Supervisi memiliki karakteristik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas bagi supervisor. Dalam hal ini supervisi pendidikan memiliki dua karekteristik yaitu (1) bersifat terapan dan (2) melibatkan aktivitas manusia dengan menempatkan keperluan yang unik pada inquiri dan pengembangan atau preskripsi bagi praktek supervisi.
Sesungguhnya konsep supervisi dalam pendidikan awalnya adalah adanya kebutuhan guru memperoleh bantuan mengatasi kesulitan dalam landasan pengajaran dengan cara membimbing guru, memilih metode mengajar, dan mempersiapkan guru untuk mampu melaksanakan tugasnya dengan kreativitas yang tinggi dan otonom sebagai guru sehingga pertumbuhan jabatan guru terus berlangsung. Berkaitan dengan perkembangan dan pertumbuhan anak, supervisi juga merupakan bantuan dalam perkembangan dari belajar mengajar dengan baik[2].
Misi utama supervisi pendidikan adalah memberi pelayanan kepada guru untuk mengembangkan mutu pembelajaran, memfasilitasi guru agar dapat mengajar dengan efektif. Melakukan kerjasama dengan guru atau anggota staf lainnya untuk meningkatkan mutu pembelajaran, mengembangkan kurikulum serta meningkatkan pertumbuhan profesionalisasi semua anggota.[3]
Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan terhadap fisik material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar, pengawasan terhadap murid yang belajar dan pengawasan terhadap situasi yang menyebabkannya. Aktivitasnya dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pembelajaran untuk diperbaiki, apa yang menjadi penyebabnya dan mengapa guru tidakberhasil melaksanakan tugasnya dengan baik. Berdasarkan hal tersebut kemudian diadakantindak lanjut yang berupa perbaikan dalam bentuk pembinaan. Pembinaan merupakan sebuah pelayanan terhadap guru dalam memperbaiki kinerjanya. Pembinaan selain pelayanan terhadap guru, juga merupakan usaha preventif untuk mencegah supaya guru tidak terulang kembali melakukan kesalahan serupa yang tidak perlu, menggugah kesadarannya supaya mempertinggi kecakapan dan keterampilan mengajarnya.[4]
Kehadiran supervisi digunakan untuk memajukan pembelajaran melalui pertumbuhan kemampuan guru-gurunya. Supervisi mendorong guru menjadi lebih berdaya, dan situasi mengajar belajar menjadi lebih baik, mengajar menjadi efektif, guru menjadi lebih puas dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian sistem pendidikan dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Ini berarti bahwa kedudukan supervisi merupakan komponen yang sangat strategis dalam administrasi pendidikan. Fritz Carrie dan Greg Miller menyatakan bila tidak ada unsur supervisi, sistem pendidikan secara keseluruhan tidak akan berjalan dengan efektif dalam usaha mencapai tujuannya.[5]

B.     Pengertian Supervisi Pendidikan
Sebagaimana telah diketahui bahwa tidak ada dua orang yang sama apalagi lebih dari dua orang, maka dapat dimaklumi bahwa rumusan tentang apa yang dimaksud dengan supervisi berbeda-beda. Para ahli dibidang itu memberikan pengertian supervisi dengan kalimat yang tidak sama, walaupun apa yang mereka maksudkan tidak jauh berbeda. Perbedaan itu sering kali hanya disebabkan oleh penekanan pada aspek-aspek tertentu dari supervisi itu sendiri. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian supervisi.
Arti Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu (semantik) yaitu :
1.      Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsure pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata – mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki
2.      Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belaja pada khususnya.
3.      Secara Etimologi, supervise diambil dalam perkataan bahasa Inggris“ Supervision” artinya pengawasan dibidang pendidikan.[6]
Pengertian Supervisi Menurut Pendapat Para Ahli :
a.       Good Carter, Memberi pengertian supervise adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran. 
b.      Boardman, Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru- guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dalam masyarakat demokrasi modern.
c.         Wilem Mantja, Mengatakan bahwa, supervise diartikan sebagai kegiatan  supervisor (jabatanresmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan.
d.      Kimball Wiles, Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”. Kimball Wiles beranggapan bahwa factor manusia yang memiliki kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih baik.
e.       Mulyasa, Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
f.       Ross L, Mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran dan kurikulum.
g.      Purwanto, Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif. 
h.      Adam dan Dickey, Supervisi ialah sebagai pelayanan khususnya menyangkut perbaikan proses belajar mengajar.
i.        Depdiknas, Supervisi merupakan pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
j.        Mc.Nerney, Supervisi sebagai prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.[7]
k.      N.A. Ametembun, Supervisi pendidikan adalah pembinaan kearah yang lebih perbaik yang dimaksudkan berupa bimbingan atau tuntutan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya, dan penigkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.
l.        Oteng Sutisna, Mengemukakan bahwa didalam supervisi terdapat pendapat-pendapat baru yang mengemukakan bahwa supervisi terdapat ide-ide pokok, serti, menggalakkan profesional guru, mengembangkan masalah-masalah belajar-mengajar dengan efektif, pendekatan-pendekatan baru tentang supervisi ini  menekankan pada peranan supervisi selaku bantuan, pelayanan atau pembinaan pada guru dan personil pendidikan lain dengan maksud untuk memperbaiki kemampuan guru dan kualitas pendidikan.[8]
Sergiovanni mengemukakan pernyataan yang berhubungan dengan supervisi sebagai berikut: (1) Supervisi lebih bersifat proses dari pada peranan, (2) Supervisi adalah suatu proses yang digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah dan yang bergantung secara langsung kepada para personalia yang lain, untuk menolong mereka menyelesaikan tujuan sekolah itu.
Dari pernyataan di atas dapat dikaji bahwa supervisi itu bukan peranan tetapi merupakan suatu proses. Proses tersebut terjadi disekoalh yang digunakan oleh personalia tertentu untuk menolong para personalia yang lain dalam usaha mencari tujuan pendidikan. Para personalia tertentu itu mempunyai tanggung jawab yang lebih besar daripada personalia-personalia yang lain, dan mereka ini bergantung dari personalia-personalia yang lain itu untuk mencapai tujuan pendidikan .
Sebab itu dikatakan supervisi merupakan perilaku bekerja melalui orang-orang untuk mengejar tujuan-tujuan sekolah. Ini berarti supervisi merupakan aspek organisasi manusiawi disekolah tersebut yang dibedakan dengan administrasi sebagai aspek  organisasi yang non manusiawi.
Neagley mengemukakan bahwa setiap layanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan instruksional, belajar, dan kurikulum dikatakan supervisi. Rumusan ini lebih operasional dari pada rumusan pertama di atas. Supervisi di sini di artikan bantuan, pengarahan, dan bimbingan kepada guru-guru dalam bidang-bidang instruksional, belajar dan kurikulum. Mereka bekerja untuk memngkatkan ketiga bidang itu dalam usaha mencapai tujuan sekolah.
Nilai supervisi ini terletak pada perkembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang direfleksikan pada perkembangan para siswa. Perbaikan situasi belajar mengajar berhubungan erat dengan pengelolaan kelas. ialah suatu usaha untuk (1) menciptakan, memperbaiki, dan memelihara organisasi kelas agar para siswa dapat mengembangkan minat, bakat, dan kemampuannya secara maksimal, (2) menyeleksi fasilitas belajar yang tepat dengan problem dan situasi kelas, (3) mengkoordinasi kemauan siswa mencapai tujuan pendidikan, dan (4) meningkatkan moral kelas.
Dalam hal ini supervisi merupakan suatu proses untuk mewujudkan kondisi-kondisi tersebut diatas, sehingga proses belajar mengajar menjadi berkembang yang membuat prestasi belajar siswa semakin meningkat.
Supervisi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari administrasi dikemukakan oleh Jones sebagai berikut. Supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas performan (personalia sekolah) yang berhubungan dengan tugas-tugas utama dalam usaha-usaha pendidikan. Jones memandang supervisi sebagai sub sistem dan sistem admimstrasi sekolah.
Robbins mengemukakan supervisi sebagai suatu aktivitas pengarahan langsung terhadap aktivitas-aktivitas bawahan. Tetapi yang memberi pengarahan tersebut dibatasi hanya pada administrator terdepan saja. Sebab administrator terdepanlah yang berhadapan langsung dengan personalia sekolah yang me nangani proses belajar mengajar para siswa. Berarti pengarahan para administrator madia dan tertinggi tidak dikatakan supervisi.
Disamping itu Robbins tidak membedakan aktivitas pengarahan tehadap proses belajar mengajar sebab sebagai tugas utama sekolah dengan aktivitas pengarahan terhadap pekerjaan-pekerjaan diluar proses belajar mengajar. Semua jenis aktivitas pengarahan administror terdepan dikatakan sebaga supervisi.
Dan pendapat para ahli tersebut di atas dapat ditarik tiga unsur yang secara eksplisit maupun implisit ada pada rumusan rumusan pengertian supervisi itu. Ketiga unsur itu adalah:
·         Unsur proses pengarahan, bantuan, atau pertolongan dan pihak atasan atau pihak yang lebih memahami.
·         Unsur guru-guru dan personalia sekolah lainnya yang ber hubungan langsung dengan belajar para siswa sebagai pihak yang diberi pertolongan.
·         Unsur proses belajar mengajar atau situasi belajar mengajar sebagai objek yang diperbaiki.
Pihak atasan yang mempunyai wewenang memberi pengarahan atau bimbingan kepada guru-guru tidak perlu terbatas kepada administrator terdepan saja. Semua administrator atau petugas senior lainnya dapat memberi bantuan, hal itu bergantung kepada situasi atau kebutuhan. Proses atau situasi belajar mengajar yang menjadi objek yang diperbaiki dititikberatkan kepada situasi belajamya. Sebab dengan majunya teknologi pendidikan sangat mungkin siswa akan belajar sendiri tidak dihadapan guru, dia hanya berhubungan langsung dengan materi pelajaran dan perlengkapan belajar. Namun situasi belajar seperti ini tidak boleh selalu terjadi, sebab belajar berperilaku sangat sulit dilakukan tanpa disertai guru.
Dengan demikian hakikat supervisi pendidikan adalah suatu proses pembimbingan dari pihak atasan kepada guru-guru dan para personalia sekolah lainnya yang langsung menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, agar para siswa dapat belajar secara efektif dengan prestasi belajar yang semakin meningkat. Sedangkan yang melakukan supervisi disebut supervisor.[9]

BAB II
KESIMPULAN

Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan terhadap fisik material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar, pengawasan terhadap murid yang belajar dan pengawasan terhadap situasi yang menyebabkannya.
Hakikat supervisi pendidikan adalah suatu proses pembimbingan dari pihak atasan kepada guru-guru dan para personalia sekolah lainnya yang langsung menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, agar para siswa dapat belajar secara efektif dengan prestasi belajar yang semakin meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Dadang Suhardan, Supervisi Profesional (layanan dalam Meningkatkan Mutu Pengajaran di Era Otonomi Daerah), Bandung: Alfabeta, 2010.
Jerry H.makwimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung:  Alvabeta,  2011.
Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta: Sarana Press,1986.
Standar Supervisi dan Evaluasi Pendidikan, Depertemen Agama RI, Jakarta: 2003.
Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Menajemen Pendidikan,  Bandung: Alfabeta, 2008.


[1] Standar Supervisi dan Evaluasi Pendidikan, Depertemen Agama RI, Jakarta: 2003, h.6
[2]Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, h.90
[3]Dadang Suhardan, Supervisi Profesional (layanan dalam Meningkatkan Mutu Pengajaran di Era Otonomi Daerah), Bandung: Alfabeta, 2010, h. 37
[4]Ibid, h. 39-40
[5]Ibid, h. 41-42
[6]Jerry H.makwimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung:  Alvabeta,  2011, h. 70-71
[7]Ibid, hal 72-73.
[8]Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Menajemen Pendidikan,  Bandung: Alfabeta, 2008, hal.312-313
[9] Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta: Sarana Press,1986, h.1-4

2 komentar: