BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran
adalah suatu proses yang dinamis, berkembang secara terus-menerus sesuai dengan
pengalaman siswa atau peserta didik. Semakin banyak pengalaman yang dilakukan
siswa atau peserta didik, maka akan semakin kaya, luas, dan sempurna
pengetahuan mereka.
Setiap
aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan siswa dari suatu proses
pembelajaran, perlu dimonitor, diberi komentar, dikritik dan diberi catatan
perbaikan oleh setiap guru secara terus-menerus itulah pengalaman belajar siswa
akan terus disempurnakan hingga pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang
lebih baik dan lebih sempurna. Inilah hakikat pembelajaran melalui pengalaman.
Teknik monitoring terhadap hasil kerja dan pengalaman siswa itulah yang kemudian
dilaksanakan dalam penilaian portofolio. Oleh karena itu makalah ini akan
menguraikan Penilaian dengan Pendekatan Portofolio.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud penilaian portofolio ?
2. Apa tujuan
dan fungsi penilaian portofolio ?
3. Bagaimana
prinsip-prinsip penilaian portofolio ?
4. Bagaimana
metode penilaian portofolio ?
5. Apa pedoman
penerapan penilaian portofolio ?
6. Apa
karakteristik penilaian portofolio ?
7. Apa
kelebihan dan kekurangan penilaian portofolio ?
8. Apa saja
jenis penilaian portofolio ?
9. Bagaimana
tahap-tahap penilaian portofolio ?
10. Apa saja
bahan-bahan penilaian portofolio ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Penilaian Portofolio
Portofolio
berasal dari bahasa Inggris “portfolio” yang artinya dokumen atau
surat-surat. Dapat juga diartikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari
suatu pekerjaan tertentu. Pengertian portofolio di sini adalah suatu kumpulan
pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut
panduan-panduan yang ditentukan. Panduan-panduan ini beragam tergantung pada mata
pelajaran dan tujuan penilaian portofolio.[1]
Secara
umum, potofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai
oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi atau perusahaan yang bertujuan
untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses. Dalam dunia
pendidikan, portofrolio dapat digunakan guru untuk melihat perkembangan peserta
didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari
suatu kegiatan pembelajaran.
Penilaian
portofolio adalah suatu pendekatan atau model penilaian yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksikan suatu
pekerjaan/tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan
yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didik,
sehingga hasil pekerjaan tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh guru dalam
periode tertentu. Jadi, penilaian portofolio adalah suatu pendekatan dalam
menilai kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kerja.
Prophan
(1994) menjelaskan “penilaian portofolio merupakan penilaian secara
kesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik
atas hasil pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu “. Dalam sistem
penilaian portofolio, guru membuat file untuk tiap-tiap peserta didik, berisi
kumpulan sistematis atas hasil prestasi belajar mereka selama mengikuti proses
pembelajaran.
Portofolio dapat diartikan juga
sebagai kumpulan karya siswa yang disusun secara sistematis dan terorganisir
sebagai hasil dari usaha pembelajaran yang telah dilakukannya dalam kurun waktu
tertentu.[2]
Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa, tetapi dalam
model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari satu kelas
siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas,
mencari data, mengolah, menganalisa dan mencari pemecahan terhadap suatu
masalah yang dikaji.[3]
Keunggulan
dari penilaian portofolio adalah sebagai berikut :
·
Memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk lebih banyak terlibat, dan peserta didik
sendiri dapat dengan mudah mengontrol sejauh mana perkembangan kemampuan yang
telah diperolehnya.
·
File portofolio
sekaligus akan memberikan umpan balik ( feed back ), baik kepada guru
maupun kepada peserta didik.
·
Memantau perkembangan
peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar mereka, penilaian portofolio
juga sangat bermanfaat bagi guru untuk menilai kebutuhan, minat , kemampuan
akademik, dan karakteristik peserta didik secara perorangan.[4]
B.
Tujuan dan
Fungsi Penilaian Portofolio
Semua portofolio
berisi eviden sebagai bukti yang dapat digunakan untuk menyimpulkan tingkat
pencapaian peserta didik pada kompetensi dasar dan indikator pada dalam bidang
pelajaran tertentu. Oleh karena itu bukti-bukti evidence yang dikumpulkan
itu harus relevan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dimiliki peserta didik sesuai dengan tuntutan standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator yang terdapat dalam kurikulum Tujuan portofolio ditetapkan
oleh apa yang harus dikerjakan dan siapa
yang akan menggunakan penilaian portofolio tersebut. Fakta yang paling penting
dalam portofolio adalah digunakannya penilaian tertulis (paper and pen
assessement), project, product, dan catatan kemampuan (records of
performance).[5]
Penilain
potofolio dapat digunakan sebagai alat
formatif maupun sumatif. Potofolio sebagai alat formatif digunakan untuk
memantau kemajuan peserta didik dari hari ke hari dan mendorong peserta didik
dalam merefleksikan pembelajaran mereka sendiri. Portofolio seperti ini
difokuskan pada proses perkembangan peserta didik dan digunakan untuk tujuan
formatif dan diagnostic. Penilaian portofolio ditunjukkan juga untuk penilaian
sumatif pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Hasil penilaian
portofolio sebagai alat sumatif ini dapat digunakan untuk mengisi angka rapor
peserta didik, yang menunjukkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu.
Adapun tujuannya
penilaian portofolio adalah :
·
Menghargai
perkembangan peserta didik
·
Mendokumentasikan
proses pembelajaran
·
Memberikan
perhatian pada prestasi kerja
·
Merefleksikan
kesanggupan mengambil risiko dan melakukan eksperimentasi
·
Meningkatkan
efektivitas proses pembelajaran
·
Bertukar
informasi antara orang tua peserta didik dengan guru lain
·
Mempercepat
pertumbuhan konsep diri positif peserta didik
·
Meningkatkan
kemampuan refleksi diri
·
Membuat peserta
didik merumuskan tujuan.[6]
Sedangkan fungsi penilaian portofolio
adalah :
·
Sebagai sumber
informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan peserta didik
·
Portofolio
sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum, karena potofolio
mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka
·
Sebagai alat
penilaian autentik
·
Sebagai
self-assessment bagi peserta didik. Maksudnya, peserta didik mempunyai
kesempatan yang banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.[7]
C.
Prinsip-Prinsip
Penilaian Portofolio
Direktorat PLP
Ditjen Dikdasmen Depdiknas ( 2003 ) mengemukakan pelaksanaan penilaian
portofolio hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Mutual Trust ( saling mempercayai
), artinya jangan ada saling mencurigai antara guru dengan peserta didik maupun
antarpeserta didik. Mereka harus saling percaya, saling membutuhkan, saling
membantu, terbuka, jujur, dan adil sehingga dapat membangun suasana penilaian
yang lebih kondusif. Guru juga hendaknya dapat menciptakan suasana penilaian
yang kondusif, wajar, dan alami sehingga hasil penilaian yang diperoleh
betul-betul menggambarkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya.
2. Confidentiality ( kerahasiaan
bersama ), artinya guru harus menjaga kerahasiaan semua hasil pekerjaan peserta
didik dan dokumen yang ada, baik perseorangan maupun kelompok, tidak boleh
diberikan atau diperlihatkan kepada siapapun sebelum diadakan pameran.
3. Joint Ownership ( milik bersama
), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang harus ada
menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik karena itu harus dijaga
bersama, baik penyimpanannya maupun penempatannya.
4. Satisfaction ( kepuasan ), artinya
semua dokumen dalam rangka pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
indicator harus dapat memuaskan semua pihak, baik guru, orang tua mapun peserta
didik , karena dokumen tersebut merupakan bukti karya terbaik peserta
didik sebagai hasil pembinaan guru.
5. Relevance ( kesesuaian ), artinya
dokumen yang ada harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar,
indicator yang diharapkan.[8]
D.
Metode
Penilaian Portofolio
Pengorganisasian
dalam penilaian portofolio adalah hal yan sangat penting. terdapat beberapa
cara portofolio, tetapi semuanya mengandung hal yang paling penting, yaitu :
(1) pengumpulan (storing), (2) Pemilihan (sorting), dan (3)
penetapan (dating) dari tugas (task).
Karakteristik
perubahan portofolio siswa dari waktu ke waktu akan merefleksikan perubahan
penting dalam suatu proses kemampuan intelektual siswa. Walaupun hasil
portofolio bergantung kepada penampilan (Performance) siswa, untuk
membedakan penilaian penampilan minimal terdapat empat aspek penting, yaitu:
·
Portofolio memiliki rekaman kinerja
siswa di kelas untuk mencapai kondisi standar yang diperlukan;
·
Portofolio menunjukkan kesempatan
ganda bagi siswa untuk mendemonstrasikan kompetensinya;
·
Portofolio selalu menunjukkan
perbedaan bentuk dari tugas yang diberikan, dan sampel portofolio adalah suatu
hasil dari usaha lanjut untuk memperbaiki hasil dan proses yang telah
dikerjakan siswa.[9]
E.
Pedoman
Penerapan Penilaian Portofolio
Langkah-langkah
yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh guru dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah sebagai berikut.
1.
Memastikan bahwa siswa memiliki
berkas portofolio
·
Menentukan bentuk dokumen atau hasil
pekerjaan yang perlu dikumpulkan.
·
Siswa mengumpulkan dan menyimpan
dokumen dan hasil pekerjaannya.
·
Menentukan kriteria penilaian yang
digunakan.
·
Mengharuskan siswa menilai hasil
pekerjaannya sendiri secara berkelanjutan.
·
Menentukan waktu dan
menyelenggarakan pertemuan portofolio.
2.
Bahan penelitian
Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai
bahan penilaian portofolio di sekolah antara lain sebagai berikut:
·
Penghargaan tertulis
·
Penghargaan lisan
·
Hasil kerja biasa dan hasil pelaksanaan
tugas-tugas oleh siswa
·
Daftar ringkasan hasil pekerjaan
·
Catatan sebagai hasil pekerjaan
·
Catatan sebagai peserta dalam suatu
kerja kelompok
·
Contoh hasil pekerjaan
·
Catatan/ laporan darik pihak yang
relevan
·
Daftar kehadiran
·
Hasil ujian/tes
·
Persentasi tugas yang telah selesai
dikerjakan
·
Catatan tentang peringatan yang
diberikan guru manakala siswa melakukan kesalahan.[10]
F.
Karakteristik
Penilaian Portofolio
Menurut Barton
dan Collins dalam S. Surapranata dan M. Hatta terdapat beberapa karakteristik
esensial portofolio yaitu :
1. Multi
Sumber
Multi
sumber artinya portofolio memungkinkan untuk menilai berbagai macam evidence.
Multiple sumber antara lain mencakup orang (pernyataan dan observasi peserta
didik, guru, program, orang tua, dan anggota masyarakat), evidence yaitu
apa saja yang akan dinilai seperti foto, rancangan, jurnal, audio, dan video
tape.
2. Authentic
Evidence
pesrta
didik haruslah autentik, artinya ditinjau dari konteks manapun fakta harus
saling berkaitan satu sama lain (context and evidence are directly
linked). Evidence peserta didik yang
dinilai haruslah berkaitan dengan program pengajaran, kriteria, kegiatan
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang hendak dicapai. Ketika
portofolio digunakan untuk menilai pengaruh suatu program pada peserta didik
atau anggotaa masyarakat, maka evidence pesrta didik haruslah merefleksikan program
kegiatan ketimbang kemampuan yang diperoleh di luar kelas. contoh sederhana
misalnya, jika kemampuan peserta didik
dalam bermain piano diperoleh dari hasil les, bukan karena diperoleh
dari belajar musik dikelas, mak a kemampuan yang dihasilkan tentunya tidak
relevan dengan potofolio musik disekolah. Demikian pula, ketika kemampuan
pesrta didik dal bermatematika diperoleh dari peserta didik mengikuti les atau
bimbingan tes, bukan diperolh dari guru dikelas, maka kemampuan tersebut nya
kurang relevan denagn portofolio di
sekolah.tentunya untuk mengatasi hal ini , guru seyogyanya mengadakan program
pengajaran sesuai dengan stantar kompetensi atau kemampuan dasar yang telah
ditetapkan dalam kerangka dasar kurikulum. Manakala guru sudah mengajarkan
sesuai dengan tuntutan kemampuan dasar yang terdapat dalam kerangka dasar
kurikulum , maka kemampuan yang diperoleh pesrta didik tentunya merefleksikan
kemampuan yang diajarkan oleh guru. Sehingga, manakala guru mengembangkan
penilaian, khususnya penilaian portofolio, relevan dengan portofolio di sekolah.[11]
3. Dinamis
Portofolio
bersifat dinamis, artinya portofolio mencakup perkembangan dan perubahan (capturing
growth and change). Salah satu hal yang penting dalam portofolio adalah evidence
yang ditambahkan dari waktu ke waktu, tidak hanya sebelum atau sesudah
penilaian dilakukan. Sebagian ahli pendidikan memandang bahwa evidence yang
dikumpulkan dalam penilaian portofolio sebaiknya hasil yang paling baik saja.
Tetapi sebagian ahli lain berpendapat lain. daripada hanya memasukkan evidence
yang terbaik, portofolio sebaiknya memasukkan semua evidence peserta
didik dari berbagai tahapan. Paling
tidak, apabila akan diseleksi maka beberapa evidence itu dipilih secara
selektif sehingga dapat menggambarkan perkembangan kompetensi pesrta didik dari
waktu ke waktu. Apabila hal ini dilakukan, maka guru akan lebih mudah melihat
dan memahami perubahan kompetensi pesrta didik yang terjadi.
4. Eksplisit
Portofolio
haruslah jelas, artinya semua tujuan pembelajaran berupa kompetensi dasar dan
indikator harus dinyatakan secara jelas. Selain itu, bagaimana standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator tersebut dicapai perlu juga
dinyatakan. Sebagai contoh, bisa saja indikator dicapai melalui pertolongan
guru, dilakukan oleh seluruh peserta didik, dilakukan dalam kelompok kecil,
atau bahkan dilakukan sendiri oleh pesrta didik
secara individu. Peserta didik harus tau tujuannya dilakukan portofolio
dan kompetensi yang hendak dicapai. Setelah peserta didik selesai melakukan
suatu tugas misalnya, guru dapat melakukan penilaian misalnya kurang baik,
baik, dan naik sekali. Guru juga perlu memberikan komentar terhadap hasil
kerja yang telah dilakukan peserta didik. [12]
5. Integrasi
Portofolio
senantiasa berkaiatan antara program yang dilakukan peserta didik dikelas
dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, portofolio tidak terlepas dedangan
kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik tidak jauh dari apa yang mereka
alami. Contoh sederhana adalah bagi peserta didik atau sebagian besar peserta
didik terbiasa menggunakan pertanian dalam kehidupan sehari-hari, maka kegiatan
portofolio haruslah berkaitan dengan pertanian. Maka kepada mereka haruslah
diberikan portofolio yang sesuai dengan kebiasaan mereka yang tentunya harus
sesuai dengan kebiasaan mereka yang
tentunya harus sesuai dengan standar kompetensi , kompetensi dasar, dan indikator yang hendak
dicapai. Peserta didik dengan demikian dapat dengan mudah menghubungkan antara
kemampuan atau pengetahuannya dengan kenyataan sehari-hari.
6. Kepemilikan
Portofolio
tidak hanya menilai atau membuat peringkat pesrta didik yang satu dengan pesrta
didik yang lain, tetapi harus menyambungkan antara evidence peserta
didik dengan standar kompetensi, kompetensi
dasar, atau indikator pencapaian
belajar. Penilaian portofolio menekankan pada adanya rasa kepemilikan, yaitu
adanya keterkaiatan antara evidence dengan kompetensi dasar dan
indikator yang telah ditentukan dalam rangka mencapai standar kompetensi
tertentu. Peserta didik harus merasa memiliki semua evidence yang mereka
hasilkan. Dengan demikian mereka diharapkan dapat menjagga dengan baik semua evidence
tersebut.
7. Beragam
tujuan
Portofolio
dilaksanakan tidak hanya mengacu pada satu standar kompetensi , kompetensi
dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar misalny, tetapi juga mengacu ke
berbagai tujuan misalnya beberapa indikator pencapaian hasil belajar. Sebagai
salah satu yang bermanfaat dalam proses pembelajaran, portofolio juga dapat
melihat keefektifan suatu program dan pada saat yang sama mengevaluasi
perkembangan individu atau kelompok sebagai komunitas peserta didik. Portofolio
juga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi ketika pesrta didik sharing
pendapat dan pengetahuan dengan anggota keluarga, guru atau anggota masyarakat.[13]
G.
Kelebihan
dan Kekurangan Penilaian Portofolio
Setiap konsep atau model penilaian tentu memiliki kelebihan
dan kelemehannya. Begitu juga dengan model penilaian portofolio. Kelebihan
model portofolio antara lain;
1. Dapat melihat pertumbuhan dan
perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan feed-back
dan refleksi diri.
2. Meningkatkan peran serta peserta
didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian,
3. Memberi kesempatan peserta didik
untuk menigkatkan kemampuan mereka,
4. Terlibatnya berbagai pihak, seperti
orang tua, guru, komite sekolah dan masyarakat lainnya salam melihat pencapaian
kemampuan peserta didik,
5. Guru dan peserta didik sama-sama
bertanggung jawab untuk merancang dan menilai kemajuan belajar.
Sedangkan kelemahan dari portofolio
antara lain;
1. Penilaian portofolio dianggap kurang
reliable disbanding dengan penilaian lainnya,
2. Ada kecenderungan guru hanya
memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses penilaian kurang mendapat
perhatian,
3. Orang tua peserta didik sering
berfikir skeptis karena laporan hasil belajar anaknya tidak berbentuk angka,
4. Sulit dilakukan terutama menghadapi
ujian dalam skala nasional.[14]
H.
Jenis
Penilaian Portofolio
Jenis
penilaian portofolio akan memberikan pemahaman tentang perlunya penggunaan
penilaian portofolio secara bervariasi sesuai dengan jenis kegiatan belajar
yang dilakukan peserta didik. Artinya, hasil belajar peserta didik dapat diukur
dengan satu jenis penilaian saja melainkan harus menggunakan berbagai jenis
penilaian. Di samping itu, setiap jenis portofolio mempunyai instrumen yang
berbeda. Dengan demikian guru harus memiliki kecakapan khusus bagaimana
mengembangkan berbagai instrument dalam setiap jenis penilaian portofolio.
Tahapan penilaian portofolio akan memberikan pemahaman kepada guru bahwa
penilaian portofolio tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus
sistematis, bertahap, dan rasional sesuai dengan tahap-tahap yang telah
ditetapkan. Banyak guru yang salah melaksanakan penilaian portofolio karena
tidak memahami prosedur yang harus ditempuh. Akibatnya, peserta didik dapat
dirugikan.
Apabila
dilihat dari jumlah peserta didik, maka penilaian portofolio dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu portofolio perseorangan dan portofolio kelompok. Jika
dilihat dari sistem, portofolio dapat dibagi dua jenis, yaitu portofolio proses
dan portofolio produk.
Portofolio
perseorangan merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik secara perseorangan,
dan portofolio kelompok merupakan kumpulan hasil karya sekelompok peserta didik
atau kelas tertentu.[15]
1.
Portofolio
Proses
Jenis portofolio proses menunjukkan tahapan belajar
dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu.
Portofolio proses menunjukkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan sekumpulan indikator yang telah ditetapkan
dalam kurikulum, serta menunjukkan semua hasil dari awal sampai dengan akhir
selama kurun waktu tertentu. Tujuan menggunakan portofolio proses adalah untuk
membantu peserta didik mengidentifikasi tujuan pembelajaran, perkembangan hasil
belajar dari waktu ke waktu, dan menunjukkan pencapaian hasil belajar.
Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar,
berkreasi, termasuk mulai dari draft awal, bagaimana proses awal itu terjadi,
dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai.
Dalam portofolio proses, guru dapat menyajikan
berbagai macam tugas yang setara atau berbeda kepada peserta didik. Dengan kata
lain, peserta didik boleh memilih tugas-tugas yang dianggapnya cocok untuk
mereka. Guru juga dapat memutuskan apa yang harus dikerjakan peserta didik atau
peserta didik diajak bekerja sama dengan peserta didik lain dalam mengerjakan
tugas tertentu. Biasanya, portofolio proses digunakan untuk melihat proses
pembuatan suatu karya atau suatu pekerjaan yang menuntut adanya proses diskusi
antara peserta didik dengan guru atau sesama peserta didik. Berdasarkan proses
kegiatan tersebut, guru dapat membantu peserta didik untuk mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangannya.
Salah satu bentuk portofolio proses adalah
portofolio kerja (working portofolio),
yaitu bentuk yang digunakan untuk memilih koleksi evidence peserta didik, memantau kemajuan atau perkembangan, dan
menilai peserta didik dalam mengelola kegiatan belajar mereka sendiri. Peserta
didik mengumpulkan semua hasil kerja termasuk coretan-coretan (sketsa), buram,
catatan, kumpulan untuk rangsangan, buram setengah jadi, dan pekerjaan yang
sudah selesai. Portofolio kerja bermanfaat bagi peserta didik terutama untuk
memberikan informasi tentang bagaimana mengorganisasikan dan mengelola kerja,
merefleksi dari pencapaiannya, memantau perkembangan, dan menetapkan tujuan dan
arahan.
Informasi ini dapat digunakan untuk diskusi antara
peserta didik denga guru. Melalui portofolio kerja ini, guru dapat membantu
peserta didik mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan masing-masing. Untuk itu,
kerja sama yang efektif antara guru dengan peserta didik sangat diperlukan. Di
samping itu, informasi ini dapat digunakan juga oleh guru untuk memperbaiki
cara belajar peserta didik. Namun, keberhasilan portofolio kerja sangat
bergantung pada kemampuan peserta didik untuk merefleksikan dan
mendokumentasikan kemajuan proses pembelajaran.
Dalam portofolio kerja ini yang dinilai adalah cara
kerja (pengorganisasian) dan hasil kerja. Adapun kriterianya antara lain
sebagai berikut:
a.
Adakah
pembagian kerja di antara anggota kelompok?
b.
Apakah
masing-masing anggota telah bekerja sesuai dengan tugasnya?
c.
Berapa
besar kontribusi kerja kelompok terhadap hasil yang dicapai kelompok?
d.
Adakah
bukti tanggung jawab bersama?
e.
Apakah
kelengkapan data yang diperoleh telah sesuai dengan tugas anggota kelompok
masing-masing?
f.
Apakah
informasi yang diperoleh akurat?
g.
Apakah
portofolio telah disusun dengan baik?[16]
2.
Portofolio
Produk
Jenis penilaian
portofolio ini hanya menekankan pada penguasaan (masteri) dari tugas yang
dituntut dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, dan sekumpulan indicator
pencapaian hasil belajar, serta hanya menunjukkan evidenceyang paling baik, tanpa memperhatikan bagaimana dan kapan evidencetersebut diperoleh. Tujuan
portofolio produk adalah untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas
prestasi yang telah dicapai. Contoh portofolio produk adalah portofolio
tampilan (show portofolio) dan
portofolio dokumentasi (documentary
portofolio).
a.
Portofolio
Tampilan
Portofolio bentuk ini merupakan sekumpulan hasil
karya peserta didik atau dokumen terseleksi yang dipersiapkan untuk ditampilkan
kepada umum. Misalnya, mempertanggungjawabkan suatu proyek, menyelenggarakan
pameran, atau mempertahankan suati konsep. Portofolio ini sangat bermanfaat
jika guru ingin mengetahui kemampuan peserta didik yang sesungguhnya dan hingga
mana ketepatan ini portofolio mengacu pada kompetensi yang telah ditetapkan.
Bentuk ini biasanya digunakan untuk tujuan pertanggungjawaban (accountability). Syarat pokok yang
harus dipenuhi oleh peserta didik dalam portofolio tampilan adalah keaslian evidence.Untuk itu, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh peserta didik dan guru. Pertama, peserta didik
harus menandatangani lembar pernyataan keaslian. Kedua, peserta didik
memberikan penghargaan kepada semua sumber yang telah membantu, termasuk
identitasnya serta bentuk bantuan yang diberikan. Ketiga, guru harus melihat
perencanaan, draft pekerjaan peserta didik, dan catatan selama proses
berlangsung. Keempat, guru harus betul-betul mengamati bagaimana peserta didik
menampilkan hasil pekerjaan mereka.
Aspek yang dinilai dalam bentuk portofolio tampilan
adalah sebagai berikut:
1)
Signifikansi
materi, yaitu apakah materi yang dipilih benar-benar merupakan materi yang
penting dan bermakna untuk diketahui dan dipecahkan? Atau seberapa besar
tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih berkaitan dengan topic yang
dibahasnya? Apakah materi yang dipilih sesua dengan standar kompetensi,
komopetensi dasar, dan indicator pencapaian hasil belajar?
2)
Pemahaman,
yaitu seberapa baik tingkat pemahaman peserta didik terhadap hakikat dan
lingkup masalah, kebijakan, atau langkah-langkah yang dirumuskan.
3)
Argumentasi,
yaitu apakah peserta didik dalam mempertahankan argumentasinya sudah cukup
memadai, sistematik, dan relevan?
4)
Responsifness(kemampuan memberikan respons), yaitu seberapa besar
tingkat kesesuaian antara respons yang diberikan dengan pertanyaan? Dalam
memberikan respons, adalah bukti-bukti fifik yang ditunjukkan?
5)
Kerja
sama kelompok, yaitu apakah anggota kelompok turut berpartisipasi secara aktif
dalam penyajian? Adakah bukti tang menunjukkan tanggung jawab anggota dalam
kelompok? Apakah para penyaji menghargai pendapat orang lain? Adakah kekompakan
kerja di antara para anggota kelompok?[17]
Contoh:
LEMBAR PENILAIAN PENAMPILAN
Judul Penampilan : ………………………………………………………………....
Kelas/Kelompok : …………………………………………………………………
Petunjuk Penilaian : …………………………………………………………………
1.
Setiap
kriteri diberi skor dalam skala 5 (1 - 5)
2.
Skor
1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = baik; 5 = istimewa
No.
|
Kriteria
Penilaian
|
Nilai
|
Catatan
|
01
|
Signifikansi:
1. Seberapa besar tingkat kesesuaian atau kebermaknaan informasi yang
diberikan dengan topic yang dibahas?
|
|
|
02
|
Pemahaman:
2. Seberapa baik tingkat pemahaman peserta didik terhadap hakikat dan ruang
lingkup masalah yang disajikan?
|
|
|
03
|
Argumentasi:
3. Seberapa baik alasan yang diberikan peserta didik terkait dengan
permasalahan yang dibicarakan?
|
|
|
04
|
Responsifness:
4. Seberapa besar kesesuaian jawaban yang diberikan peserta didik dengan
pertanyaan yang muncul?
|
|
|
05
|
Kerja sama kelompok:
5. Seberapa besar anggota kelompok berpartisipasi dalam penyajian?
6. Bagaimana setiap anggota merasa bertanggung jawab atas permasalahan
kelompok?
7. Bagaimana para penyaji menghargai pendapat orang lain?
|
|
|
Penilai,
…………….
b.
Portofolio
Dokumen
Portofolio dokumen
menyediakan informasi baik proses maupun produk yang dihasilkan oleh pesert
didik. Portofolio ini digunakan untuk memilih koleksi evidencepeserta didik yang sesuai dengan kompetensi dan akan
dijadikan dasar penilaian. Evidence
peserta didik yang digunakan dalam portofolio dokumentasi dapat berasal dari
catatan guru atau kombinasi antara catatan guru dengan kegiatan peserta didik.
Model portofolio ini bermanfaat bagi peserta didik dan orang tua untuk
mengetahui kemajuan hasil belajar, kelebihan dan kekurangan peserta didik didik
dalam belajar secara perseorangan. Berdasarkan dokumen ini, baik peserta didik,
orang tua maupun guru dapat melihat:
1)
Proses
apa yang telah diikuti?
2)
Kerja
apa yang telah dilakukan?
3)
Dokumen
apa yang telah dihasilkan?
4)
Apakah
hal-hal pokok telah terdokumentasikan?
5)
Apakah
dokumen disusun berdasarkan sumber-sumber data masing-masing?
6)
Apakah
dokumen berkaitan dengan yang akan disajikan?
7)
Standar
kompetensi mana yang telah dikuasai sampai pada pekerjaan terakhir?
Indikator untuk penilaian dokumen itu, antara lain:
kelengkapan, kejelasan, akurasi informasi yang didapat, dukungan data,
kebermaknaan data grafis, dan kualitas dokumen. Untuk menilai suatu dokumen
dapat dibuatkan model format penilaiannya.[18]
Contoh:
LEMBAR PENILAIAN
DOKUMEN
Judul Dokumen : ………………………………………………………………....
Kelas/Kelompok : …………………………………………………………………
Petunjuk Penilaian : …………………………………………………………………
1.
Setiap
kriteri diberi skor dalam skala 5 (1-5)
2.
Skor
1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = baik; 5 = istimewa
No.
|
Kriteria
Penilaian
|
Nilai
|
Catatan
|
1
|
Kelengkapan:
1. Apakah dokumen lengkap untuk menjawab suatu permasalahan?
|
|
|
2
|
Kejelasan:
2. Tersusun dengan baik.
3. Tertulis dengan baik.
4. Mudah dipahami.
|
|
|
3
|
Informasi:
5. Akurat
6. Memadai
7. Penting
|
|
|
4
|
Dukungan:
8. Memuat contoh untuk hal-hal yang utama.
9. Memuat alasan yang baik.
|
|
|
5
|
Data
Grafis:
10. Berkaitan dengan isi setiap bagian.
11. Diberi judul yang tepat.
12. Memberikan informasi.
13. Meningkatkan pemahaman.
|
|
|
6
|
Bagian
Dokumentasi:
14. Cukup memadai.
15. Dapat dipercaya.
16. Berkaitan dengan hal yang dijelaskan.
17. Terpilih (terseleksi).
|
|
|
|
Jumlah Skor
Kualifikasi Penilaian
|
|
|
Penilai:
..……………….
I.
Tahap-Tahap
Penilaian Portofolio
Menurut Anthoni J. Nitko (1996), ada enam tahap
untuk menggunakan sebuah sistem portofolio (six
steps for crafting a portofolio system), yaitu “mengidentifikasi tujuan dan
fokus portofolio, mengidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai,
mengidentifikasi pengorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam
praktik, evaluasi pelaksanaan portofolio, dan evaluasi portofolio secara umum”.
Tahap pertama akan merupakan dasar bagi penentuan tahap selanjutnya. Oleh sebab
itu, jawablah semua pertanyaan pada tahap pertama tersebut sebelum lanjut pada
tahap berikutnya. Dalam tulisan ini, tahap-tahap penilaian portofolio yang
disarankan adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan
tujuan dan fokus portofolio. Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a.
Mengapa
portofolio itu akan dilakukan?
b.
Tujuan
pembelajaran dan tujuan kurikulum (dalam hal ini kompetensi dasar) apa yang
akan dicapai?
c.
Alat
penilaian yang bagaimana yang tepat untuk menilai tujuan tersebut?
d.
Apakah
portofolio akan difokuskan pada hasil pekerjaan yang baik, pertumbuhan dan
kemajuan, atau keduanya?
e.
Apakah
portofolio itu akan digunakan untuk formatif, sumatif, diagnostic, atau
semuanya?
f.
Siapa
yang akan dilibatkan dalam menentukan tujuan, fokus, dan pengaturan (organization) portofolio?
2.
Menentukan
isi portofolio.
Setelah menentukan tujuan, langkah selanjutnya adalah
menentukan isi portofolio. Dengan demikian, isi portofolio tentunya harus
sesuai dengan tujuan portofolio. Isi portofolio harus menunjukkan kemampuan
peserta didik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Untuk itu, semua
kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas harus selalu diamati
dan dinilai.
3.
Mengembangkan
kriteria penilaian.
Kriteria penilaian harus dirumuskan dengan jelas,
baik yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun hasil belajar yang
diharapkan. Kriteria penilaian sangat bergantung pada kompetensi, cara menilai
dan evidence yang dinilai.
4.
Menyusun
format penilaian.
Sebagaimana isi dan kriteria penilaian, maka format
penilaian pun harus mengacu pada tujuan. Format penilaian banyak modelnya.
Salah satunya bisa menggunakan model skala dengan tiga kriteria, seperti: baik,
cukup, kurang.
Contoh:
FORMAT PENILAIAN
PORTOFOLIO PROSES
Kompetensi
Dasar:
Mengoperasikan
komputer berbasis Windows 2007
|
Nama : Angga Zalindra Nugraha
Tanggal : 20 November 2008
|
||
Indikator
|
PENILAIAN
|
||
1. Melakukan
pengetikan dengan Windows 2007.
2. Melakukan
layout naskah dengan Word 2007.
3. Mencetak
naskah yang telah dibuat.
4. Membuat
table dan gambar.
5. Memasukkan
gambar ke dalam file.
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
|
|
|
|
Dicapai
melalui:
|
Komentar guru:
|
||
-
Bantuan guru
|
|||
-
Seluruh kelas
|
|||
-
Perorangan
|
|||
Komentar orang
tua:
|
5.
Mengidentifikasi
pengorganisasian portofolio. Siapa yang akan terlibat dalam portofolio
tersebut?
6.
Menggunakan
portofolio dalam praktik.
7.
Menilai
pelaksanaan portofolio.
8.
Menilai
portofolio secara umum.[19]
J.
Bahan-Bahan
Penilaian Portofolio
Pada
prinsipnya, setiap tindakan belajar peserta didik harus diberikan penghargaan.
Tujuannya adalah untuk memberikan penguatan dan semangat belajar. Penghargaan
tersebut dapat berbentuk tulisan atau lisan. Semua penghargaan tersebut dapat
dijadikan bahan penilaian portofolio. Bahan penilaian portofolio bias juga
diambil dari hasil pekerjaan peserta didik, seperti Lembar Kerja Siswa, hasil
rangkuman, gambar, klipping, hasil kerja kelompok, hasil tes, buku catatan dan
hal-hal yang menyangkut pribadi peserta didik. Di samping itu, bahan penilaian
portofolio dapat diperoleh dari alat-alat audio-visual, video atau disket.
Secara keseluruhan, bahan-bahan penilaian portofolio dapat dikelompokkan
menjadi beberapa bagian, yaitu:
1.
Penghargaan
yang diperoleh dari peserta didik, baik tertulis maupun lisan, seperti
sertifikat hasil lomba atau catatan guru tentang penghargaan lisan yang pernah
diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
2.
Hasil
pekerjaan peserta didik, seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), klipping, gambar,
hasil ulangan, hasil kerja kelompok, dan hasil rangkuman.
3.
Catatan/laporan
dari orang tua peserta didik atau teman sekelas.
4.
Catatan
pribadi peserta didik, seperti bukti kehadiran, hasil presentasi dari
tugas-tugas yang selesai dikerjakan, catatan-catatan kejadian khusus (anecdotal records), dan daftar
kehadiran.
5.
Bahan-bahan
lain yang relevan, yaitu (a) bahan yang dapat memberikan informasi tentang
perkembangan yang dialami peserta didik, dan (b) bahan yang dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang kurikulum dan
pembelajaran.
6.
Alat-alat
audio-visual, video atau disket.
Setelah
semua bahan penilaian portofolio dikumpulkan, kemudian disusun dan disimpan
dalam sebuah dokumen. Dalam rangka penataan sebuah dokumen, guru hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, setiap dokumen harus dibuat identitas
peserta didik, seperti nama, nomor induk, kelas, dan nama sekolah.
Kedua, untuk mempermudah pengecekan isi dokumen,
maka setiap dokumen harus dibuat daftar isi dokumen.
Ketiga, isi dokumen harus dimasukkan ke dalam satu
map atau folder dan disusun secara sistmatis sesuai dengan kompetensi yang
telah ditetapkan.
Keempat, isi dokumen hendaknya dikelompokkan sesuai
dengan mata pelajaran dan setiap mata pelajaran diberikan warna yang berbeda.
Kelima, setiap isi dokumen harus ada catatan atau
komentar dari guru dan orang tua.
Keenam, isi dokumen hendaknya tidak ditentukan
sepihak oleh guru, tetapi harus melibatkan peserta didik melalui proses
diskusi. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak hanya dijadikan sebagai
objek penilaian tetapi juga subjek penilaian.
Di samping itu, guru hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip dokumentasi portofolio, antara lain kelengkapan dan ketepatan data,
ketepatan waktu, tingkat keterbacaan, praktis, sistematis, dan relevan.[20]
Berikut
ini akan dikemukakan beberapa contoh format penilaian portofolio:
FORMAT PENILAIAN
PORTOFOLIO PRODUK
No
|
Aspek-aspek
Penilaian
|
Indikator
|
Skor
|
Keterangan
|
01
|
Persiapan
|
I
|
|
|
II
|
|
|
||
III
|
|
|
||
02
|
Pembuatan
|
Umum
|
|
|
Modifikasi
|
|
|
||
Khusus
|
|
|
||
03
|
Komponen
Penilaian
|
Disain
|
|
|
Bahan
|
|
|
||
Kreativitas
|
|
|
||
Orisinalitas
|
|
|
||
|
Jumlah
skor
|
|
|
|
|
Nilai
|
|
|
|
|
Bandung,
Guru,
…………………………………...
|
Kriteria Penilaian :
Jumlah Skor : 91
– 100 = Sangat Memuaskan
81
– 90 = Memuaskan
71
– 80 = Baik
61
– 70 = Cukup
<
60 = Kurang
FORMAT PENILAIAN
PENAMPILAN
No
|
Aspek-aspek
Penilaian
|
Indikator
|
Skor
|
Keterangan
|
01
|
Persiapan
|
Bahan
|
|
|
Mental
|
|
|
||
Fisik
|
|
|
||
02
|
Proses
|
Tahapan
|
|
|
Kerapian
|
|
|
||
Krja sama
|
|
|
||
03
|
Penampilan
|
Percaya
Diri
|
|
|
Penugasan
|
|
|
||
|
|
Daya
Tarik
|
|
|
|
Jumlah
skor
|
|
|
|
|
Nilai
|
|
|
|
|
|
Bandung,
Guru,
…………………………………...
|
FORMAT PENILAIAN
LEMBAR KERJA
No
|
Kompetensi
|
Indikator
|
Skor
|
Keterangan
|
01
|
Pemahaman
Materi
|
Akurat
|
|
|
02
|
Sintesis
|
Tepat
|
|
|
03
|
Penyimpulan
|
Sesuai
|
|
|
04
|
Penampilan
|
Rapi dan
menarik
|
|
|
|
Jumlah
Skor
|
|
|
|
|
Nilai
|
|
|
|
|
|
Bandung,
Guru,
…………………………………...
|
FORMAT PENILAIAN
KARYA TULIS
No
|
Kompetensi
|
Indikator
|
Skor
|
Keterangan
|
01
|
Kualitas
Informasi
|
- Akurat
- Cermat
- Teliti
- Saksama
|
|
|
02
|
Pengorganisasian
Gagasan (masalah)
|
- Tepat
- Runtut
|
|
|
03
|
Kebahasaan
|
- Tata Bahasa
- Gaya Bahasa
|
|
|
04
|
Penampilan
|
- Rapi
- Menarik
|
|
|
|
Jumlah
Skor
|
|
|
|
|
Nilai
|
|
|
|
|
Bandung,
Guru,
…………………………………...
|
FORMAT PENILAIAN
PORTOFOLIO TAMPILAN
No
|
Aspek-aspek
Penilaian
|
Indikator
|
Skor
|
Keterangan
|
01
|
Isi
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
||
02
|
Tampilan
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
||
03
|
Penyampaian
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
||
|
Jumlah
Skor
|
|
|
|
|
Nilai
|
|
|
|
|
Bandung,
Guru,
…………………………………...
|
FORMAT
PENILAIAN TUGAS TERSTRUKTUR
Nama
Siswa : …………………………………………………………………..
Kelas : …………………………………………………………………..
Mata
Pelajaran : …………………………………………………………………..
Jenis Tugas : Makalah
No
|
Aspek-aspek
Penilaian
|
Skor
|
Bobot
|
Nilai x
Bobot
|
01
02
03
04
05
06
07
08
|
Judul
Masalah
Metode
Penulisan
Landasan
Teori
Sistematika
Penulisan
Pembahasan
Simpulan
Bahasa:
-
Tata Bahasa
-
Gaya Bahasa
|
|
1
1
1
2
1
2
1
1
|
|
|
Jumlah
|
|
10
|
|
Nilai Akhir =


Catatan: ………....……………………………………………………………................
Bandung,
Guru,
…………………………..
FORMAT PENILAIAN FORMATIF dan SUMATIF
Jenis
Tes
|
No
|
Tanggal
|
Pokok
Bahasan
|
Nilai
|
Paraf
Guru
|
Keterangan
|
Formatif
(A)
|
01
|
|
|
|
|
|
02
|
|
|
|
|
|
|
03
|
|
|
|
|
|
|
Dst
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|||
|
Rata-rata
|
|
|
|
||
Sumatif
(B)
|
Tanggal:
|
|
|
|
||
Jumlah A dan B
|
|
|
|
|||
Rata-rata A dan B
|
|
|
|
FORMAT
REKAMAN ANEKDOT
No
|
Nama Siswa
|
Perilaku yang
Muncul
|
Tempat dan
Waktu
|
Penilaian
|
|
Positif
|
Negatif
|
||||
01
|
|
|
|
|
|
02
|
|
|
|
|
|
03
|
|
|
|
|
|
04
|
|
|
|
|
|
Dst
|
|
|
|
|
|
Bandung,
Guru,
…………………………..
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Potofolio merupakan
kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok,
lembaga, organisasi atau perusahaan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan
menilai perkembangan suatu proses. Dalam dunia pendidikan, portofrolio dapat
digunakan guru untuk melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu
berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari suatu kegiatan
pembelajaran.
Apabila
dilihat dari jumlah peserta didik, maka penilaian portofolio dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu portofolio perseorangan dan portofolio kelompok. Jika
dilihat dari sistem, portofolio dapat dibagi dua jenis, yaitu portofolio proses
dan portofolio produk.
Penggunaan
penilaian portofolio untuk asesmen siswa memungkinkan siswa dan guru
menyelenggarakan proses pembelajaran melalui asesmen. Dengan kata lain penggunaan
portofolio akan menjadikan asesmen merupakan bagian tak terpishkan dari
pembelajaran. Hal ini berimplikasi bahwa prosedur asesmen tidak hanya melalui
pengukuran dan penguatan terhadap hasil belajar, akan tetapi lebih ke arah
penguatan pengembangan strategi-strategi, sikap-sikap,
keterampilan-keterampilan dan proses kognitif yang esensial untuk pembelajaran
sepanjang hayat.
B.
Kritik
dan Saran
Penyusun
mengakui dan menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan yang tidak lain adalah dari keterbatasan penyusun. Untuk itu,
penyusun berharap kepada para pembaca makalah ini bila di dalam makalah ini
masih terdapat kekurangan dimohon untuk memberikan masukan, kritik, dan saran
yang membangun sehingga dapat menjadi masukan yang berharga bagi penyusun dan
menjadi lebih baik dalam menyelesaikan tugas-tugas berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
Majid, 2008, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arnie Fajar,
2005, Portofolio, cet ke-4, Bandung: PT Remaja Posdakarya,.
Surapranata, Sumarna. Hatta, Muhammad.
2004. Penilaian Portofolio Implementasi 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wina
Sanjaya, 2008, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, cet ke-4, Jakarta: Kencana.
Zainal
Arifin, 2011, Evaluasi Pembelajaran, Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
![]() |
Makasih ini sangat bermanfaat, terutama bagi sekolah yang mau akreditasi. Kebetulan sekolah saya mau akreditasi.
BalasHapus