BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri dari beberapa kelas, baik yang
bersifat paralel maupun yang menunjukkan penjenjangan. Setiap kelas merupakan bentuk kerja yang berdiri sendiri dan berkedudukan sebagai sub sistem yang
menjadi bagian dari sebuah sekolah sebagai total sistem. Pengembangan sekolah
sebagai total sistem atau satu kesatuan organisasi, sangat tergantung pada
penyelenggaraan dan pengelolaan kelas. Baik di lingkungan kelas masing-masing
sebagai unit kerja yang berdiri sendiri maupun dalam hubungan kerja antara
kelas yang satu dengan kelas yang lain.
Oleh karena itu setiap guru kelas atau wali kelas sebagai pimpinan
menengah (middle manager) atau administrator kelas, menempati posisi dan peran
yang penting, karena memikul tanggung jawab mengembangkan dan memajukan kelas
masing-masing yang berpengaruh pada perkembangan dan kemajuan sekolah secara
keseluruhan, setiap murid dan guru yang menjadi komponen penggerak aktivitas
kelas, harus didayagunakan secara maksimal agar sebagai suatu kesatuan setiap
kelas menjadi bagian yang dinamis di dalam organisasi sekolah.
Kegiatan belajar
mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah suatu proses
dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam mencapai tujuan pengajaran maka diperlukan interaksi antara pendidik
dengan anak didknya. Pendidik berusaha mengatur lingkungan belajar bagi anak
didik. Untuk itu bagi pendidik diperlukan pemilihan strategi dan metode mengajar yang tepat sehingga mampu mengelola
kelas dengan baik agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien
dalam proses belajar mengajar.
Keharmonisan hubungan
guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk
interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru
lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. (Djamarah 2006:179)
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
konsep dari administrasi kelas?
2.
Apa
fungsi dari administrasi kelas?
3.
Apa
saja ruang lingkup administrasi kelas?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui konsep administrasi kelas.
2.
Untuk
mengetahui fungsi dari administrasi kelas.
3.
Untuk
mengetahui ruang lingkup administrasi kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Administrasi Kelas
Made Pidarta mengatakan, administrasi kelas atau pengelolaan kelas
adalah proses seleksi dan penggunaan alat alat-alat yang tepat terhadap problem
dan situasi kelas. Ini berarti guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan
memelihara sistem/organisasi kelas. Sehingga anak didik dapat memanfaatkan
kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual. Sedangkan
menurut Sudirman N. (1991:31), pengelolaan kelas merupakan upaya dalam
mendayagunakan potensi kelas. Karena itu, kelas mempunyai peranan dan fungsi
tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif. Maka agar
memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas
harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru.[1]
Menurut Hasibuan dan Moerdiono (1986:82): pengaturan berkaitan
dengan penyediaan kondisi belajar adalah pengelolaan kelas sedangkan menurut
Raka Joni (1984:3): pengelolaan kelas menunjukkan kepada kegiatan-kegiatan yang
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
belajar mengajar. Sebagai pemberian dasar serta penyiapan kondisi bagi terjadinya
proses belajar yang efektif, pengelolaan kelas menunjukkan kepada pengaturan
orang yaitu terutama adalah siswa sebagai peserta didik maupun pengaturan
fasilitas. Fasilitas disini mencakup pengertian yang laus mulai dari ventilasi
udara, penerangan, kebersihan ruang kelas, tempat duduk, papan tulis, ruang
kelas, halaman sekolah, sampai dengan perencanaan program belajar mengajar yang
tepat dan pelayanan belajar. Hasibuan, (1986) mengemukakan bila pengaturan
kondisi pendukung belajar dapat dikerjakan secara optimal maka proses belajar
berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara
optimal tetu saja menimbulkan gangguan terhadap beljar mengajar.[2]
Secara
singkat bisa dikatakan bahwa administrasi kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru agar
mampu mengelola kelas dengan baik supaya tujuan pembelajran kita tercapai serta
dapat mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar
mengajar.
B.
Fungsi Administrasi Kelas
Fungsi administrasi kelas
sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi manajerial yang diaplikasikan di
dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak
dicapainya. Fungsi-fungsi manajerial yng harus dilakukan oleh guru meliputi:
1)
Merencanakan
Merencanakan
adalah membuat taget-target yang akan dicapai dan diraih di masa depan. Dalam
organisasi merencanakan adalah suatu proses pemikiran dan menetapkan secara
matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan
metode/teknik yang tepat.
2)
Mengorganisasikan
Mengorganisasikan
berarti: a) menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi b) merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi
orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan, c) menugaskan seseorang atau
kelompok yang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu, d)
mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keleluasaan
melaksanakan tugas. Dengan rincian tersebut, manajer membuat suatu struktur
formal yang mudah dipahami orang dan menggambarkan suatu posisi dan fungsi
seseorang dalam pekerjaannya.
3)
Memimpin
Seseorang
pemimpin dalam melaksanakan amanatnya apabila ingin dipercaya dan diikuti harus
memiliki sifat kepemimpinan yang senantiasa dapat menjadi pengarah yang
didengar ide dan pemikirannya oleh para anggota organisasi.
4)
Mengendalikan
Pengendalian
adalah proses untuk memastikan bahwa aktifitas sebenarnya sesuai dengan
aktifitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa
elemen yaitu; a) menetapkan standar kerja, b) mengukur kinerja, c)
membandingkan unjuk kerja dengan standar kerja yang telah ditetapkan, d)
mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan.
Sedangkan menurut Mulyadi, 2009. Manajemen kelas mempunyai dua
fungsi yaitu, pertama, memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala
macam tugas, misalnya: membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu
pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan tujuan
organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau
kelas, membantu prosedur kerja dan mengubah kondisi kelas. Kedua,
memelihara agar tugas itu berjalan lancar.
C.
Ruang Lingkup Administrasi Kelas
Administrasi kelas adalah
merupakan kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memahami
menuju perbaikan suasana kelas agar tetap kondusif untuk kebutuhan pembelajaan
yang dilaksanakan, hal ini tentunya seorang guru haruslah memahami tentang yang
berkaitan dengan aspek-aspek administrasi kelas.
Adapun aspek-aspek dari administrasi kelas yang dimaksud adalah
kondisi lingkungan fisik, kondisi sosio-emosional dan disiplin organisasi.
1. Kondisi fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mmpunyai pengaruh penting terhadap hasil
belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal
mendukung meningkatnya intensitas proses perbuatan belajar murid dan mempunyai
pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
Lingkungan fisik yang dimaksud akan meliputi:
a)
Ruang
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Ruang
tempat belajar harus memungkinkan semua bergerak leluasa tidak berdesak-desakan
dan saling mengganggu antara murid yang satu dengan yang lainnya pada saat
melakukan aktifitas belajar.
Besarnya
ruangan kelas sangat tergantung pada berbagai hal antara lain:
·
Jenis
kegiatan apakah kegiatan pertemuan tatap muka dalam kelas ataukah kerja di
ruang praktikum.
·
Jumlah
murid yang melakukan kegiatan
Jika ruangan tersebut menggunakan hiasan pakailah hiasan-hiasan yng
mempunyai nilai pendidikan yang dapat secara tidak langsung mempunyai “daya
sembuh” bagi pelanggar disiplin. Misalnya dengan kata-kata yang baik,
anjuran-anjuran, gambar tokoh sejarah, peraturan yang berlaku dan sebagainya.
b)
Pengaturan
tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah yang memungkinkan
terjadinya tatap muka, dengan demikian guru sekaligus dapat mengontrol tingkah
laku murid.
Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran pengaturan
proses belajar-mengajar.
Beberapa pengaturan tempat duduk dapat:
·
Berbaris
berjajar
·
Pengelompokan
yang terdiri atas 8 sampai 10 orang
·
Setengah
lingkaran seperti dalam teater dimana disamping guru bisa langsung bertatap muka
dengan murid juga mudah bergerak untuk segera memberi bantuan kepda murid
·
Berbentuk
lingkaran
·
Individual
yang biasanya terlihat di ruang baca. Diperpustakaan, atau di ruang praktek
laboratorium
·
Adanya
dan tersedianya ruang yang sifatnya bebas di kelas disamping bangku tempat
duduk yang diatur
Dengan
sendirinya penataan tempat duduk ini dapat diatursesuai dengan kebutuhan.
c)
Ventilasi
dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan murid. Jendela harus cukup
besar sehingga memungkinkan panas cahaya
matahari masuk, udara sehat dengan ventilasi yang baik, sehingga semua murid di
dalam kelas dapat menghirup udar yang segar yang cukup mengandung O2,
murid dapat melihat tulisan dengan jelas, tulisan di papan tulis, buku bacaan
dan sebagainya. Kapur yang digunakan sebaiknya kapur yang bebas dari abu dan
selalu bersih. Cahaya harus datang dari sebelah kiri, cukup terang akan tetapi
tidak menyilaukan.
d)
Pengaturan
penyimpanan barang-barang
Barang-barang
hendaknya disimpan pada tempat khuus yang mudah dicapai kalau egera diperlukan
dan akan dipergunakan bagi kepentingan kegiatan belajar.
Akhirnya, untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi anak
didik dalam belajar, hal-hal berikut kiranya dapat dijadikan pegangan, yaitu:
a.
Mengatur
tempat duduk anak didik harus mencerminkan belajar efektif. Bangku yang
disediakan memungkinka dipindah –pindahkan atau diubah tempatnya.
b.
Ruang
kelas yang bersih dan segar akan menjadikan anak didik bergairah belajar.
c.
Memelihara
kebersihan dan kenyaman suatu kelas/ruang belajar, sama artinya dengan
mempermudah anak didik menerima pelajaran.
2.
Kondisi
sosio-emosional
Susana sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap proses belajar-mengajar, kegairahan murid efektifitas
tercapainya tujuan pengajaran.
a)
Tipe
kepemimpinan
Peranan guru, tipe kepemimpinan guru atau administrator akan
mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Tipe kepemimpinan yang lebih berat
pada otoriter akan mengasilkan murid yang submissive atau apatis. Tapi di pihak
lain juga akan menumbuhkan sikap yang agresif.
Tipe kepemimpinan yang cenderung pada laizez-faire bisanya tidak
produktif walaupun ada pemimpin. Kalau guru ada murid lebih banyak melakukan
kegitan yang sifatnya ingin diperhatikan. Dalam kepemimpinan tipe ini malahan
biasanya aktivitas murid lebih produktif kalau gurunya tidak ada.
Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan kepada sikap
demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan murid
dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai.
b)
Sikap
guru
Sikap guru dalam menghadapi murid yang melanggar peraturan sekolah
hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa
tingkah laku murid akan dapat diperbaiki. Kalau guru terpaksa membenci,
bencilah tingkah laku murid dan bukan membenci murid.
c)
Suara
guru
Suara guru walaupu bukan faktor yang besar tetapi turut mempunyai
pengaruh dalam belajar. Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi
atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh murid secara jelas dari jarak
yang agak jauh akan membosankan dan pelajaran tidak akan diperhatikan.
Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara
yang penuh kedengarannya rileks akan mendorong murid untuk lebih berani untuk
mengajukan pertanyaan, mencoba sendiri, melakukan percobaan terarah dan
sebagainya.
3.
Kondisi
organisasional (“Routines”)
Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat
kelas maupun pada tingkat sekolah akn dapat mencegah masalah pengelolaan kelas.
Kegiatan tersebut antara lain:
a)
Penggantian
pelajaran atau kuliah
Untuk beberapa pelajaran mungkin ada baiknya murid tetap berada
dalam satu ruangan dan guru yang datang. Akan tetapi untuk pelajaran-pelajaran
tertentu, seperti bekerja di laboratorium, olah raga, jesenian, menggambar, dan
sebagainya, murid diharuskan pindah ruangan. Hal rutin seperti ini diatur
dengan tertib.
b)
Guru
yng berhalangan hadir
Jika suatu saat seorang guru berhalangan hadir oleh satu atau lain
hal maka murid sudah tahu cara mengtasiya.
c)
Masalah
antar murid
Jika terjadi masalah antar murid yang tidak diselesaikan antar
mereka, ketua dapat melapor kepada wali kelas untuk bersama-sama dipecahkan dan
diatasi.
d)
Upacara
bendera
Dalam upacara bendera harus sudah ditetapkan giliran yang memimpin
upacara baik dari pihak guru maupun dari pihak murid.
e)
Kegiatan
lainnya
Demikian dengan
kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan rutin seperti prosedur penyampaian
informasi dari sekolah kepada guru, dan murid penyampain peraturan sekolah yang
baru, pesta sekolah, hari libur, kematian anggota sivitas, ikut menanggulangi
bencana alam dan lain-lain, harus dapat diatur secara jelas tidak kaku dan
harus cukup fleksibel. [3]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi
unsur-unsur manusiawi adalah suatu proses dalam mencapai tujuan pengajaran.
Dalam mencapai tujuan pengajaran maka
diperlukan interaksi antara pendidik dengan anak didknya. Pendidik berusaha
mengatur lingkungan belajar bagi anak didik. Untuk itu bagi pendidik diperlukan
pemilihan strategi dan metode mengajar
yang tepat sehingga mampu mengelola kelas dengan baik agar tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efesien dalam proses belajar mengajar.
Pengelolaan Kelas adalah berbagai kegiatan yang
sengaja dilakukan oleh guru agar mampu mengelola kelas dengan baik supaya
tujuan pembelajran kita tercapai serta dapat mempertahankan kondisi yang
optimal bagai terjadinya proses belajar mengajar.
Manajemen
kelas mempunyai dua fungsi yaitu, pertama, memberi dan melengkapi
fasilitas untuk segala macam tugas, misalnya: membantu kelompok dalam pembagian
tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan
tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok
atau kelas, membantu prosedur kerja dan mengubah kondisi kelas. Kedua,
memelihara agar tugas itu berjalan lancar.
Adapun
aspek-aspek yang termasuk dalam ruang lingkup administrasi kelas adalah kondisi lingkungan fisik, kondisi
sosio-emosional dan disiplin organisasi.
Saran
Saran
yang mungkin dapat terurai dalam makalah ini adalah kita sebagai calon guru
setidaknya dan seharusnya tahu apa itu arti pengelolaan atau adinistrasi kelas
agar kita tahu gambaran yang harus dipersiapkn sebelum atau sesudah
pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran itu tercapai secara efisien dan
sukses.kemudian yang perlu ditekankan kepda guru sekarang adalah lebih
menguasai arti pengelolaan. Banyak guru sekarang sudah lupa dan mulai pudar akan
definisi pengelolaan kelas. Mereka
menganggap mengajar ya mengajar saja, seharusnya dari konteks pembelajaran yang
sukes adalah tahu masing-masing karakter dari setiap siswa, dari latar belakang mereka
sehingga apabila ada suatu kendala kita mampu mengatasinya dengan cara
pendekatan secara emosional lah yang mampu menyelesaikan masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Rohani, Ahmad
& Abu ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara, 1991.
Djamarah, Bahri
Syaiful, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000.
Sagala,
Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer.Bandung: Alfabeta, cv 2009.
[1] Syaiful
Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:PT
Rineka Cipta,2000, cet. Ke-1, hal.172
[2] Syaful
Sagala, administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta,cv, 2009,
cet. Ke-5, hal. 84
[3] Ahmad
Rohani & Abu Ahmadi,administrasi pendidikan sekolah,Jakarta: Radar
Jaya Offset,1991, cet. Ke-1, hal. 121-127
Tidak ada komentar:
Posting Komentar