BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan islam merupakan salah satu
bentuk manifestasi dari cita-cita hidup Islam untuk melestarikan, mengalihkan,
menanamkan, dan mentransformasikan nilai-nilai Islam kepada pribadi generasi
penerusnya. Ini dilakukan agarnilai-nilai kultural-religius yang dicita-citakan
dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu ke waktu.
Semakin berkembangnya dunia dari tahun-ketahun mengakibatkan
banyak perubahan dalam diri dunia Islam. Baik dari segi agama, pendidikan,
politik dan seterusnya. Terutama dalam bidang pendidikan, akibat adanya sikap serba
boleh dan pemanjaan
dari orang tua, banyak anak-anak terjerumus pada pergaulan yang mengabaikan
syari'at. Banyak kaum wanita melupakan fitrohnya sebagai seorang ibu yang
berkewajiban mendidik putra-putrinya.
Sehingga mengakibatkan dunia anak
sia-sia. Pemberian andel yang cukup banyak dalam kesia-siaan trsebut adalah
metode pendidikan barat yang tampaknya telah menjadi kiblat pendidikan kita.
Sebenarnya islam mempunyai metode pendidikan yang sempurna kepada umat manusia,
terutama dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan
sedikit membahas tentang metode-metode pendidikan dalam islam.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian metodologi pendidikan Islam ?
2.
Apakah pengertian metode pendidikan Islam ?
3. Apakah
sumber metode pendidikan Islam ?
4. Apakah
prinsip-prinsip metodologi pendidikan Islam ?
5. Bagaimanakah
metode dalam pendidikan islam ?
6.
Apakah prinsip metode pendidikan Islam
?
BAB II
A. Pengertian
Metodologi Pendidikan Islam dan Metode Pendidikan Islam
Metodologi pendidikan adalah suatu ilmu
pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik. Asal
usul kata “metoda” mengandung pengertian “suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai suatu tujuan”. “Meta berarti melalui, dan “Hodos” berarti jalan atau
cara, bila ditambah dengan “logi” sehingga menjadi “metodologi” yang berati
ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai
sebuah tujuan, oleh karena kata “logi” yang berasal dari bahasa greek (Yunani)
“logos” berati akal atau ilmu.[1]
Ilmu pendidikan Islam merangkum
metodologi pendidikan Islam yang tugas dan fungsinya adalah memberikan jalan
atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan
Islam tersebut.pelaksanaannya berada dalam ruang lingkup proses kependidikan
yang berada di dalam suatu sistem dan struktur kelembagaan yang diciptakan
untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.[2]
Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos
yang artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui
untuk mencapai tujuan.[3]
Sementara itu , pendidikan merupakan usaha membimbing dan
membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak
didik ke arah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Maka pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia
muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mwujudkan dan
merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai Khalifah Allah swt., baik kepada
Tuhannya, sesama manusia, dan sesama makhluk lainnya. Pendidikan yang dimksud
selalu berdasarkan kepada ajaran Al Qur'an dan Al Hadits. Oleh karena itu, yang
dimaksud dengan metodologi pendidikan Islam adalah cara yang dapat ditempuh
dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan Islam.[4]
2
|
Ada tiga aspek nilai yang terkandung
dalam tujuan pendidikan Islam yang hendak direalisasikan melalui metode yang
mengandung watak dan relevansi tersebut, yaitu : (1) Membentuk manusia didik
menjadi hambaAllah yang mengabdi kepada-Nya, (2) bernilai edukatif yang mengacu
kepada petunjuk A-Qur’an, dan (3) berkaitan dengan motifasi dan kedisiplinan
sesuai ajaran Al-Qur’an yang disebut pahala dan siksaan.[5]
Tugas utama metode pendidikan Islam
adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan paedagogis sebagai
kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi melalui penyampaian keterangan dan
pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati, dan meyakini materi
yang diberiakan, serta meningkatkan ketrampilan olah pikir.[6]
B. Sumber Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam dalam
penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang sumbernya
berada di dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Oleh karena itu untuk mendalaminya,
kita perlu mengungkapkan implikasin-implikasi metode kependidikan dalam kitab
suci Al Qur’an dan Al Hadits tersebut antara lain sebagai berikut :
1.
Gaya bahasa dan ungkapan yang
terdapat dalam firman-firman Allah dalam al Qur’an menunjukkan fenomena bahwa
firman Allah itu mengandung nilai-nilai metode yang mempunyai corak dan ragam
sesuai tempat dan waktu serta sasaran yang dihadapi. Namun yang sangat esensial
adalah bahwa firman-firman-Nya itu senantiasa mengandung hikmah kebijaksanaan
secara metode, dan disesuaikan dengan kecenderuangan / kemampuan kejiwaan
manusia yang hidup dala situai dan kondisi tertentu yang berbeda-beda.[7]
2. Dalam
memberiaka perintah dan larangan Allah senantiasa memperhatikan kadar kemampuan
masing-masing hamba-Nya, sehingga taklif (beban)nya berbeda-beda meskipun dalam
tugas yang sama. Perbedaan kemampuan manusia dalam memikul beban tugas dan
tanggung jawab mengharuskan sikap mendidik dari tuhan itu sendiri sebagai Zat
Maha Pendidik. Dengan demikian perbedaan-perbedaan individual anak didik, bila dilihat dari segi metode
kandungan Al Qur’an diakui dan dihormati, sehingga heteroginitas itu diwujudkan
dalam pembidangan ilmu dan ketrampilan serta kekaryaan/ jabatan/ pekerjaan, maka
bagi dinamika perkembangan umat manusia itu sendiri.[8]
3. Sistem
pendekatan metode yang dinyatakan Al-Qur’an adalah bersifat multi apprpach yang meliputi antara lain :
a. Pendekatan
religius yang menitik beratkan kepada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang
berjiwa religius dengan bakat-bakat keagamaa.
b. Pendekatan
filosofis yang memandang bahwa manusia adalah makhluk rasional atau homo
rationale, sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya
didasarkan pada sejauh mana kemampuan berfikirnya dapat dikembangkan sampai
pada titik maksimal perkembangannya.
c. Pendekatan
sosio kultural yang bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang
bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang sebagai homo sosius dan domo sapiens dalam kehidupan bermasyarakat dan
berkebudayaan.
d. Dengan
demikian pengaruh lingkungan masyarakat dan perkembangannya sangat besar
artinya bagi proses pendidikan individualnya.
e. Pendekatan
scientific yang titik beratnya terletak pada pandangan bahwa manusia memiliki
kemampuan menciptakan (kognitif), berkemauan dan merasa (emosional atau
effektif). Pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan analitis-sintetis
dan refleksi dalam berfikir.[9]
C.
Prinsip-Prinsip
Metodologi Pendidikan Islam
Adapun prinsip-prinsitus metodologi yang dijadikan
landasan psikologis yang memperlancar proses kependidikan Islam yang sejalan
dengan ajaran Islam adalah :
1.
Prinsip memberikan suasana kegembiraan
Prinsip ini dapat
dijabarkan dari sabda Nabi Muhammad SAW kepada sahabat beliau yang diutus untuk
melakukan dakwah kepada Gubernur Romawidi Damaskus , yaitu Mu’azd Ibn Jabal dan
Abu Musa Al Asy’ary, sebagai berikut:
“Permudahlah mereka dan jangan persulit, gembirakanlah
mereka dan jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan mereka menjauhi kamu”
Dan berbagai
firman Allah yang menyuruh para pendidik untuk memberikan kegembiraan kepada
orang-orang yang beriman, bersabar, berbuat kebaikan dan sebagainya, seperti
firman Allah :
ÎÅe³o0ur úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ¨br& öNçlm; ;M»¨Yy_ ÌøgrB `ÏB $ygÏFøtrB ã»yg÷RF{$# (
“Dan
sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik bahwa mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya dan
seterusnya.. “ (Al-Baqarah Ayat 25)[10]
2.
Prinsip memberikan layanan dan santunan dengan lemah lembut
Seperti firman Allah :
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $àsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; ...
“Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka,
. . . . .” (Ali ‘Imran, ayat
159)[11]
3.
Prinsip kebermaknaan bagi manusia didik
Sabda Nabi SAW sebagai berikut :
“Berbicaralah
kamu kepada manusia sesuai dengan kadar kemampuan akal pikiran mereka”
Sabda
Nabi di atas bersumber dari firman Allah :
4y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# yìt6sÛ ª!$# 4n?tã öNÍkÍ5qè=è% (#þqãèt7¨?$#ur óOèduä!#uq÷dr& ÇÊÏÈ
“Mereka
Itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa
nafsu mereka”[12]
4.
Prinsip prasyarat
Untuk menarik minat manusia didik diperlukan mukadimah
dalam langkah–langkah mengajar bahan pelajaran yang baru yang dapat memadukan
perhatian dan minat mereka ke arah bahan tersebut.
Di dalam firman Allah yang termaktub dalam ayat Al-Qur’an
banyak kita temukan metode (cara) Allah memberikan prasyarat kepada mausia yang
menjadi sasaran kitab-Nya seperti menggunakan kata-kata yang mengandung tanbih
(minta perhatian) yang difirmankan pada awal sebuah surat seperti :
$O!9# ÇÊÈ y7Ï9ºs Ü=»tGÅ6ø9$# w
|=÷u ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`É)FßJù=Ïj9 ÇËÈ
“Alif
laam miin. Kitab
(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (Al-Baqarah,
ayat 1-2)[13]
5.
Prinsip komunikasi terbuka
Seorang
guru mendorong manusia didik untuk membuka diri terhadap segala hal atau bahan
pelajaran yang disajikan kepada mereka, sehingga mereka dapat menyerapnya
menjadi bahan dalm pikirannya.
Sebagaimana
firman Allah dalam Al-Qur’an berikut ini :
ôs)s9ur $tRù&us zO¨YygyfÏ9 #ZÏW2 ÆÏiB Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur ( öNçlm; Ò>qè=è% w
cqßgs)øÿt $pkÍ5 öNçlm;ur ×ûãüôãr& w
tbrçÅÇö7ã $pkÍ5 öNçlm;ur ×b#s#uä w
tbqãèuKó¡o !$pkÍ5 .
. .
“Dan
Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). .” (Al-A’raf, ayat 179)[14]
6.
Prinsip pemberian pengetahuan yang baru
Manusia
didik ditarik minat dan perhatiannya kepada bahan pengetahuan yang baru bagi
mereka. Bila sebaliknya maka mereka tidak tertarikkepada bahan pelajaran. Dalam
ajaran Islam terdapat prinsip kebaharuan dalam belajar baik tentang
fenomena-fenomena alamiah maupun fenomena yang terdapat dalam diri mereka
sendiri, seperti studi tentang alam sekitar, misalnya, biolgi, fisika,
astronomi dan sebagainya, menurut kebaharuan dari hasil studi para ilmuan di
bidang masing-masing, terutama dikaitkan dengan kecanggihan ilmu dan teknologi
modern saat ini.
Seperti
dalam firman Allah yang mendorong manusia untuk menciptakan ilmu alam dan
biologis dan psikologi tersebut dalam :
óOÎgÎã\y $uZÏF»t#uä Îû É-$sùFy$# þÎûur öNÍkŦàÿRr& 4Ó®Lym tû¨üt7oKt öNßgs9 çm¯Rr& ,ptø:$#
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al Quran itu adalah benar . .” (Al-Fussilat, ayat 53)[15]
7.
Prinsip memberikan model prilaku yang baik
Manusia
didik dapat memperoleh contoh bagiprilakunya melalui pengamatan dan peniruan
yang tepat guna dalam proses belajar mengajar, misalnya sepert firman Allah :
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” (Al-Ahzab, ayat 21)[16]
8.
Prinsip praktek (pengalaman) secara aktif
Mendorong manusia didik untuk mengamalkan segala
pengetahuan yang telah diperoleh dalam proses belajar mengajar, atau pengamalan
dari keyakinan dan sikap yang mereka hayati dan pahami sehingga benar-benar
nilai yang telah ditransformasikan ke dalam diri manusia didik menghasilkan
buah yang bermanfaat bagi diri dan masyarakat sekitar.
Firman Allah yang menjukkan pentingnya pengamalan
pelajaran, seperti ayat :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä zNÏ9 cqä9qà)s? $tB w
tbqè=yèøÿs? ÇËÈ uã92 $ºFø)tB yYÏã «!$# br& (#qä9qà)s? $tB w
cqè=yèøÿs? ÇÌÈ
“Wahai
orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan?. Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan.” ( Ash- Shaff, ayat 2-3)[17]
9.
Prinsip-prinsip lainnya
Prinsip-prinsip
lainnya yaitu prinsip kasih sayang dan prinsip bimbingan dan penyuluhan
terhadap manusia didik.[18]
D.
Metode
Pendidikan Islam
Pada dasarnya metode pandidikan Islam sangat efektif
dalam membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi
metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia
untuk menerima petunjuk ilahi dan konsep-konsep pendepan Islam. Selain itu, metode pendidikan islam
akan mampu menempatkan manusia diatas luasnya permukaan bumi dan dalam masa
yang tidak demikian kepada penghuni bumi lainnya.[19]
Metode yang dianggap penting dan paling menonjol adalah :
1. Metode
dialog Qur’ani dan Nabawi
Adalah pendidikan dengan cara
berdiskusi sebagaimana yang digunakan oleh Al Qur’an dan hadits-hadits nabi.
Metode ini, disebut pula metode khiwar
yang meliputi dialog khitabi dan ta’abudi
(bertanya dan lalu menjawab) dialog deskriftif dan dialog naratif
(menggmbarkan dan lalu mencermati), dialog argumentatif (berdiskusi lalu
mengemukakan alasan), dan dialog nabawi (menanamkan rasa percaya diri, lalu
beriman). untuk yang terkhir ini, dialog Nabawi sering dipraktekkan oleh
sahabat ketika mereka bertanya sesuatu kepada Rosulullah.
Dialog qur’ani merupakan jembatan
yang dapat menghubungkan pemikiran seseoarang dengan orang lain sehingga
mempunyai dampak terhadap jiwa peserta didik. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, yakni :
a. Permasalahan
yang disajikan secara dinamis
b. Peserta
dialog tertarik untuk terus mengikuti jalannya percakapan itu
c. Dapat
membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa
d. Topik
pembicaraan yang disajikan secara realistis dan manusiawi.
Dapat dirumuskan bahwa dialog qur’ani-nabawi
adalah metode pendidikan Islam yang sangat efektif dalam upaya menanamkan
iman pada diri seseorang, sehingga sikap
dan perilakunya senantiasa terkontrol dengan baik.
2. Metode
Kisah Qur’ani dan Nabawi
Metode kisah disebut juga metode
cerita yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahsa, baik lisan maupun
tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah islam, yakin
Al-qur’an dan Hadits.
Dalam Al-qur’an
dijumpai banyak kisah, terutama yang berkenaan dengan misi kerasulan dan umat
masa lampau.muhammad Qutb berpendapat bahwa kisah-kisah yang ada dalam
Al-qur’an dikategorikan kedalam tiga bagian : pertama, kisah yang menunjukkan
tempat, tokoh dan gambaran peristiwa. Kedua, kisah yang menunjukkan peristiwa
dan keadaan tertentu tanpa menyebut nama dan tempat kejadian.ketiga, kisah
dalam bentuk dialog yang terkadang taidak disebutkan pelakunya dan diman tempat
kejadiannya.
Pentingnya
metode kisah diterapkan dalam dunia pendidikan karena dengan metode ini, akan
memberikan kekuatan psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa dengan
mengemukakan kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara psikologis
terdorong untuk menjadikan nabi-nabi tersebut sebagai uswah (suri tauladan).
Kisah-kisah dalam Al-qur’an dan
Hadits, secra umum bertujuan untuk memberikan pengajaran terutama kepada
orang-orang ayang mau menggunakan akalnnya. Relevansi antara cerita Qur’ani
dengan metode penyampaian cerita dalam lingkungan pendidikan ini sangat tinggi.
Metode ini merupakan suatu bentuk teknik penyampaian informasi dan instruksi
yang amat bernilai, dan seoarang
pendidik harus dapat memanfaatkan potensi kisah bagi pembentukan sikap yang
merupakan bagian esensial pendidikan Qur’ani
dan Nabawi.
3. Metode
Perumpamaan
Metode ini,
disebut pula metode “amsal” yakni
cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu
konsep.perumpamaan yang diungkapkan Al-qur’an memiliki tujuan psikologi
edukatif, yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian maksudnya.
Dampak edukatif dari perumpamaan
Al-quran dan Nabawi diantaranya :
a. Memberikan
kemudahan dalam memahami suatu konsep yang abstrak, ini terjadi karena
perumpamaan itu mengambil benda sebagai contoh konkrit dalam Al-Quran.
b. Mempengaruhi
emosi yang sejalan dengan konsep yang diumpamakan dan untuk mengembangkan aneka
perasaan ketuhanan.
c. Membina
akal untuk terbiasa berfikir secara valid pada analogis melalui penyebutan
premis-premis.
d. Mampu
mencipatan motivasi yang menggerakkan aspek emosi dan mental manusia.
4. Metode
keteladanan
Metode ini, disebut juga metode
meniru yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik
memberikan contoh teladan yang baik kepada anak didik. Dalam Al-qur’an, kata
teladan diproyeksikan dengan kata uswah
yang kemudian diberikan sifat dibelakangnya seperti sifat hasanah yang berarti teladan yang baik. Metode keteladanan adalah
suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh
teladanan yang baik kepada anak didik agar ditiru dan dilaksanakan. Dengan
demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk menciptakan akhlak al-mahmudah kepada
peserta didik.
Acuan dasar
dalam berakhlak al-mahmudah adalah Rosulullah dan para Nabi lainnya yang
merupakan suri tauladan bagi umatnya.seorang pendidik dalam berinteraksi dengan
anak didiknya akan menimbulkan respon tertentu baik positif maupun negatif,
seorang pendidik sama sekali tidak boleh bersikap otoriter, terlebih memaksa
anak didik dengan cara-cara yang merusak fitrohnya.
Nilai edukatif keteladanan daam
dunia pendidikan adalah metode influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya
dalammempersiapkan danmembentuk moral spriritual dan sosial anak didik.
Keteladanan itu ada dua macam :
a. Sengaja
berbuat untuk secara sadar ditiru oleh si terdidik.
b. Berperilaku
sesuaidengan nilai dan norma yang akan ditanamkan pada terdidik,sehingga tanpa
sengaja menjadi teladan bagi terdidik.
5. Metode
Ibrah dan Mau’izhah
Metode ini disebut juga metode
“nasehat” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik
memberi motivasi. Metode Ibrah atau mau’zhah (nasehat) sangat efektif dalam
pembentukan mana anak didik terhadap hakekat sesuatu,serta memotivasinya untuk
bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya dengan prinsip-prinsip islam.
Menurut Al-qur’an, metode nasehat hanya diberikan kepada mereka yang melanggar
peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya, mereka
seolah-olah tidak mau tau kebenaran tersebut terlebih melaksanakannnya.
Pernyataan ini menunjukkan adanya dasar psikologis yang kuat, karena orang pada
umumnya kurang senang dinasehati, terlebih jika ditunjukkan kepada pribadi
tertentu.
6. Metode
targhib dan tarhib
Metode ini, disebut pula metode
“ancaman” dan atau “intimidasi” yagni
suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan hukuman
ats kesalahan yang dilakukan peserta didik. Istilah targhib dan tarhib dalam
al-qur’an dan as-sunnah berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang
disebabkan oleh suatu dosa kepada Allah dan Rosulnya. jadi, iya juga dapat
diartikan sebagai ancaman Allh melalui penonjo;an salah satu sifat keagungan
dan kekuatan illahiyah agar mereka(peserta didik) teri9ngat untuk tidak
melakukan kesalahan.
Ada beberapa kelebihan yang paling berkenaan dengan metode targhib dan
tarhib ini antara lain :
a. Taghib
dan tarhib bertumpu pada pemberian kepuasan dan argumentasi.
b. Targhib
dan tarhip disertai gambaran keindahan surgaynag menakjubkan atau pembebasan
azab neraka.
c. Targhib
dan tarhib islami bertumpu pada pengobatan emosa dan pembinaan efeksi
ketuhanan.
d. Targhib
dan tarhib bertumpu pada pengontrolan emosi dan keseimbangan antara keduanya.
E.
Prinsip Metode
Pendidikan Islam
Metode
pendidikan Islam harus digunakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang mampu
memberikan pengarahan dan petunjuk tentang pelaksanaan metode pendidikan
tersebut, sebab dengan prinsip ini diharapkan metode pendidikan Islam dapat
berfungsi lebih efektif dan efisien dan tidak menyimpang dari tujuan semula
dari pendidikan Islam. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Mempermudah
Metode
pendidikan yang digunkan oleh pendidik pada dasarnya adalah menggunakan suatu
cara yang memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk menghayati dan
mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampian, dan sekaligus mengidentifikasi
dirinya dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ilmu pengetahuan dan
keterampilan tersebut.
2.
Berkesinambungan
Berkesinambungan
dijadikan sebagai prinsip metode pendidikan Islam, karena dengan asumsi bahwa
pendidikan Islam adalah sebuah proses yang akan berlangsung terus menerus.
3.
Fleksibel dan Dinamis
Metode
pendidikan islam harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis. Sebab
dengan kelenturan dan kedinamisan metode tersebut, pemakaian metode tidak hanya
monoton dan dengan satu macam metode saja.[20]
BAB III
1.
Pengertian Metodologi Pendidikan Islam
Metodologi
pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam
pekerjaan mendidik. Asal usul kata “metoda” mengandung pengertian “suatu jalan
yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan”. “Meta berarti melalui, dan “Hodos”
berarti jalan atau cara, bila ditambah dengan “logi” sehingga menjadi
“metodologi” yang berati ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara yang harus
dilalui untuk mencapai sebuah tujuan, oleh karena kata “logi” yang berasal dari
bahasa greek (Yunani) “logos” berati akal atau ilmu.
2.
Pengertian
Metode Pendidikan Islam
Metode berasal dari dua
perkataan yaitu meta yang artinya
melalui dan hodos yang artinya jalan
atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
Sedangkan pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia
muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mwujudkan dan merealisasikan
tugas dan fungsinya sebagai Khalifah Allah swt., baik kepada Tuhannya, sesama
manusia, dan sesama makhluk lainnya. Pendidikan yang dimksud selalu berdasarkan
kepada ajaran Al Qur'an dan Al Hadits.
3.
Sumber Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam dalam
penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang sumbernya
berada di dalam Al Qur’an dan Al Hadits.
4.
Prinsip-Prinsip Metodologi Pendidikan
Islam
a. Prinsip
memberikan suasana kegembiraan;
b. Prinsip
memberikan layanan dan santunan dengan lemah lembut;
c. Prinsip
kebermaknaanbagi manusia didik;
d. Prinsip
prasyarat;
e. Prinsip
komunikasi terbuka;
f. Prinsip
pemberitahuan pengetahuan yang baru;
g. Prinsip
memberikan modelprilaku yang baik;
h. Prinsip praktek
(pengamalan)secara aktif;
i.
13
|
5.
Metode Pendidikan Islam
Pada dasarnya metode
pandidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian anak didik dan
memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum
mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan
konsep-konsep pendepan Islam.
a. Metode
dialog Qur’ani dan Nabawi
b. Metode
Kisah Qur’ani dan Nabawi
c. Metode
Perumpamaan
d. Metode
Ibrah dan Mau’izhah
e. Metode
targhib dan tarhib
6. Prinsip Metode
Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam harus digunakan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
a. Mempermudah
b.
Berkesinambungan
c.
Fleksibel dan Dinamis
DAFTAR PUSTAKA
An Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan
Masyarakat. Jakarta : Gema Insani. 1995.
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2000.
Armai, Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press, 2002.
Mujib,
Abdullah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Fajar Inter
Pratama Uffset. 2008.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia, 2004.
Ubhiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam II. Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997.
[4]
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan
Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal 41
[9]Nur Ubhiyati, Ilmu Pendidikan
Islam II (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997), 100
[19] Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan
Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (Jakarta : Gema Insani, 1995), 204
Tidak ada komentar:
Posting Komentar