Laman

Rabu, 09 November 2016

Konsep, Fungsi dan Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri dari beberapa kelas, baik yang bersifat paralel maupun yang menunjukkan penjenjangan. Setiap kelas merupakan bentuk kerja yang berdiri sendiri dan berkedudukan sebagai sub sistem yang menjadi bagian dari sebuah sekolah sebagai total sistem. Pengembangan sekolah sebagai total sistem atau satu kesatuan organisasi, sangat tergantung pada penyelenggaraan dan pengelolaan kelas. Baik di lingkungan kelas masing-masing sebagai unit kerja yang berdiri sendiri maupun dalam hubungan kerja antara kelas yang satu dengan kelas yang lain.
Oleh karena itu setiap guru kelas atau wali kelas sebagai pimpinan menengah (middle manager) atau administrator kelas, menempati posisi dan peran yang penting, karena memikul tanggung jawab mengembangkan dan memajukan kelas masing-masing yang berpengaruh pada perkembangan dan kemajuan sekolah secara keseluruhan, setiap murid dan guru yang menjadi komponen penggerak aktivitas kelas, harus didayagunakan secara maksimal agar sebagai suatu kesatuan setiap kelas menjadi bagian yang dinamis di dalam organisasi sekolah.
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah suatu proses dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam mencapai tujuan pengajaran maka diperlukan interaksi antara pendidik dengan anak didknya. Pendidik berusaha mengatur lingkungan belajar bagi anak didik. Untuk itu bagi pendidik diperlukan pemilihan strategi dan metode  mengajar yang tepat sehingga mampu mengelola kelas dengan baik agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien dalam proses belajar mengajar.
Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. (Djamarah 2006:179)
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa konsep dari administrasi kelas?
2.      Apa fungsi dari administrasi kelas?
3.      Apa saja ruang lingkup administrasi kelas?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui konsep administrasi kelas.
2.      Untuk mengetahui fungsi dari administrasi kelas.
3.      Untuk mengetahui ruang lingkup administrasi kelas.












BAB II
PEMBAHASAN

A.           Konsep Administrasi Kelas
Made Pidarta mengatakan, administrasi kelas atau pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Ini berarti guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem/organisasi kelas. Sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual. Sedangkan menurut Sudirman N. (1991:31), pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas. Karena itu, kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif. Maka agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru.[1]
Menurut Hasibuan dan Moerdiono (1986:82): pengaturan berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar adalah pengelolaan kelas sedangkan menurut Raka Joni (1984:3): pengelolaan kelas menunjukkan kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Sebagai pemberian dasar serta penyiapan kondisi bagi terjadinya proses belajar yang efektif, pengelolaan kelas menunjukkan kepada pengaturan orang yaitu terutama adalah siswa sebagai peserta didik maupun pengaturan fasilitas. Fasilitas disini mencakup pengertian yang laus mulai dari ventilasi udara, penerangan, kebersihan ruang kelas, tempat duduk, papan tulis, ruang kelas, halaman sekolah, sampai dengan perencanaan program belajar mengajar yang tepat dan pelayanan belajar. Hasibuan, (1986) mengemukakan bila pengaturan kondisi pendukung belajar dapat dikerjakan secara optimal maka proses belajar berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal tetu saja menimbulkan gangguan terhadap beljar mengajar.[2]
Secara singkat bisa dikatakan bahwa administrasi kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru agar mampu mengelola kelas dengan baik supaya tujuan pembelajran kita tercapai serta dapat mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.

B.     Fungsi Administrasi Kelas
Fungsi administrasi  kelas sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi manajerial yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya. Fungsi-fungsi manajerial yng harus dilakukan oleh guru meliputi:
1)      Merencanakan
Merencanakan adalah membuat taget-target yang akan dicapai dan diraih di masa depan. Dalam organisasi merencanakan adalah suatu proses pemikiran dan menetapkan secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat.
2)      Mengorganisasikan
Mengorganisasikan berarti: a) menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi b) merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan, c) menugaskan seseorang atau kelompok yang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu, d) mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keleluasaan melaksanakan tugas. Dengan rincian tersebut, manajer membuat suatu struktur formal yang mudah dipahami orang dan menggambarkan suatu posisi dan fungsi seseorang dalam pekerjaannya.
3)      Memimpin
Seseorang pemimpin dalam melaksanakan amanatnya apabila ingin dipercaya dan diikuti harus memiliki sifat kepemimpinan yang senantiasa dapat menjadi pengarah yang didengar ide dan pemikirannya oleh para anggota organisasi.
4)      Mengendalikan
Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktifitas sebenarnya sesuai dengan aktifitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen yaitu; a) menetapkan standar kerja, b) mengukur kinerja, c) membandingkan unjuk kerja dengan standar kerja yang telah ditetapkan, d) mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan.

Sedangkan menurut Mulyadi, 2009. Manajemen kelas mempunyai dua fungsi yaitu, pertama, memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas, misalnya: membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja dan mengubah kondisi kelas. Kedua, memelihara agar tugas itu berjalan lancar.


C.    Ruang Lingkup Administrasi Kelas
Administrasi  kelas adalah merupakan kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memahami menuju perbaikan suasana kelas agar tetap kondusif untuk kebutuhan pembelajaan yang dilaksanakan, hal ini tentunya seorang guru haruslah memahami tentang yang berkaitan dengan aspek-aspek administrasi kelas.
Adapun aspek-aspek dari administrasi kelas yang dimaksud adalah kondisi lingkungan fisik, kondisi sosio-emosional dan disiplin organisasi.
1.      Kondisi fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mmpunyai pengaruh penting terhadap hasil belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses perbuatan belajar murid dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
Lingkungan fisik yang dimaksud akan meliputi:
a)      Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Ruang tempat belajar harus memungkinkan semua bergerak leluasa tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara murid yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktifitas belajar.
Besarnya ruangan kelas sangat tergantung pada berbagai hal antara lain:
·         Jenis kegiatan apakah kegiatan pertemuan tatap muka dalam kelas ataukah kerja di ruang praktikum.
·         Jumlah murid yang melakukan kegiatan
Jika ruangan tersebut menggunakan hiasan pakailah hiasan-hiasan yng mempunyai nilai pendidikan yang dapat secara tidak langsung mempunyai “daya sembuh” bagi pelanggar disiplin. Misalnya dengan kata-kata yang baik, anjuran-anjuran, gambar tokoh sejarah, peraturan yang berlaku dan sebagainya.
b)      Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah yang memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku murid.
Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran pengaturan proses belajar-mengajar.
Beberapa pengaturan tempat duduk dapat:
·         Berbaris berjajar
·         Pengelompokan yang terdiri atas 8 sampai 10 orang
·         Setengah lingkaran seperti dalam teater dimana disamping guru bisa langsung bertatap muka dengan murid juga mudah bergerak untuk segera memberi bantuan kepda murid
·         Berbentuk lingkaran
·         Individual yang biasanya terlihat di ruang baca. Diperpustakaan, atau di ruang praktek laboratorium
·         Adanya dan tersedianya ruang yang sifatnya bebas di kelas disamping bangku tempat duduk yang diatur
Dengan sendirinya penataan tempat duduk ini dapat diatursesuai dengan kebutuhan.
c)      Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan murid. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan panas  cahaya matahari masuk, udara sehat dengan ventilasi yang baik, sehingga semua murid di dalam kelas dapat menghirup udar yang segar yang cukup mengandung O2, murid dapat melihat tulisan dengan jelas, tulisan di papan tulis, buku bacaan dan sebagainya. Kapur yang digunakan sebaiknya kapur yang bebas dari abu dan selalu bersih. Cahaya harus datang dari sebelah kiri, cukup terang akan tetapi tidak menyilaukan.

d)     Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khuus yang mudah dicapai kalau egera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan kegiatan belajar.

Akhirnya, untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi anak didik dalam belajar, hal-hal berikut kiranya dapat dijadikan pegangan, yaitu:
a.       Mengatur tempat duduk anak didik harus mencerminkan belajar efektif. Bangku yang disediakan memungkinka dipindah –pindahkan atau diubah tempatnya.
b.      Ruang kelas yang bersih dan segar akan menjadikan anak didik bergairah belajar.
c.       Memelihara kebersihan dan kenyaman suatu kelas/ruang belajar, sama artinya dengan mempermudah anak didik menerima pelajaran.
2.      Kondisi sosio-emosional
Susana sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar-mengajar, kegairahan murid efektifitas tercapainya tujuan pengajaran.
a)      Tipe kepemimpinan
Peranan guru, tipe kepemimpinan guru atau administrator akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Tipe kepemimpinan yang lebih berat pada otoriter akan mengasilkan murid yang submissive atau apatis. Tapi di pihak lain juga akan menumbuhkan sikap yang agresif.
Tipe kepemimpinan yang cenderung pada laizez-faire bisanya tidak produktif walaupun ada pemimpin. Kalau guru ada murid lebih banyak melakukan kegitan yang sifatnya ingin diperhatikan. Dalam kepemimpinan tipe ini malahan biasanya aktivitas murid lebih produktif kalau gurunya tidak ada.
Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan kepada sikap demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan murid dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai.
b)      Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi murid yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku murid akan dapat diperbaiki. Kalau guru terpaksa membenci, bencilah tingkah laku murid dan bukan membenci murid.
c)      Suara guru
Suara guru walaupu bukan faktor yang besar tetapi turut mempunyai pengaruh dalam belajar. Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh murid secara jelas dari jarak yang agak jauh akan membosankan dan pelajaran tidak akan diperhatikan.
Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh kedengarannya rileks akan mendorong murid untuk lebih berani untuk mengajukan pertanyaan, mencoba sendiri, melakukan percobaan terarah dan sebagainya.

3.      Kondisi organisasional (“Routines”)
Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun pada tingkat sekolah akn dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Kegiatan tersebut antara lain:
a)      Penggantian pelajaran atau kuliah
Untuk beberapa pelajaran mungkin ada baiknya murid tetap berada dalam satu ruangan dan guru yang datang. Akan tetapi untuk pelajaran-pelajaran tertentu, seperti bekerja di laboratorium, olah raga, jesenian, menggambar, dan sebagainya, murid diharuskan pindah ruangan. Hal rutin seperti ini diatur dengan tertib.
b)      Guru yng berhalangan hadir
Jika suatu saat seorang guru berhalangan hadir oleh satu atau lain hal maka murid sudah tahu cara mengtasiya.
c)      Masalah antar murid
Jika terjadi masalah antar murid yang tidak diselesaikan antar mereka, ketua dapat melapor kepada wali kelas untuk bersama-sama dipecahkan dan diatasi.
d)     Upacara bendera
Dalam upacara bendera harus sudah ditetapkan giliran yang memimpin upacara baik dari pihak guru maupun dari pihak murid.
e)      Kegiatan lainnya
Demikian dengan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan rutin seperti prosedur penyampaian informasi dari sekolah kepada guru, dan murid penyampain peraturan sekolah yang baru, pesta sekolah, hari libur, kematian anggota sivitas, ikut menanggulangi bencana alam dan lain-lain, harus dapat diatur secara jelas tidak kaku dan harus cukup fleksibel. [3]










BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah suatu proses dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam mencapai tujuan pengajaran maka diperlukan interaksi antara pendidik dengan anak didknya. Pendidik berusaha mengatur lingkungan belajar bagi anak didik. Untuk itu bagi pendidik diperlukan pemilihan strategi dan metode  mengajar yang tepat sehingga mampu mengelola kelas dengan baik agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien dalam proses belajar mengajar.
Pengelolaan Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru agar mampu mengelola kelas dengan baik supaya tujuan pembelajran kita tercapai serta dapat mempertahankan kondisi yang optimal bagai terjadinya proses belajar mengajar.
Manajemen kelas mempunyai dua fungsi yaitu, pertama, memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas, misalnya: membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja dan mengubah kondisi kelas. Kedua, memelihara agar tugas itu berjalan lancar.
Adapun aspek-aspek yang termasuk dalam ruang lingkup administrasi kelas  adalah kondisi lingkungan fisik, kondisi sosio-emosional dan disiplin organisasi.






Saran
Saran yang mungkin dapat terurai dalam makalah ini adalah kita sebagai calon guru setidaknya dan seharusnya tahu apa itu arti pengelolaan atau adinistrasi kelas agar kita tahu gambaran yang harus dipersiapkn sebelum atau sesudah pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran itu tercapai secara efisien dan sukses.kemudian yang perlu ditekankan kepda guru sekarang adalah lebih menguasai arti pengelolaan. Banyak guru sekarang sudah lupa dan mulai pudar akan definisi pengelolaan kelas. Mereka menganggap mengajar ya mengajar saja, seharusnya dari konteks pembelajaran yang sukes adalah tahu masing-masing karakter dari setiap siswa, dari latar belakang mereka sehingga apabila ada suatu kendala kita mampu mengatasinya dengan cara pendekatan secara emosional lah yang mampu menyelesaikan masalah tersebut.


















DAFTAR PUSTAKA

Rohani, Ahmad & Abu ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Djamarah, Bahri Syaiful, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.

Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer.Bandung: Alfabeta, cv 2009.



[1] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:PT Rineka Cipta,2000, cet. Ke-1, hal.172
[2] Syaful Sagala, administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta,cv, 2009, cet. Ke-5, hal. 84
[3] Ahmad Rohani & Abu Ahmadi,administrasi pendidikan sekolah,Jakarta: Radar Jaya Offset,1991, cet. Ke-1, hal. 121-127

Tidak ada komentar:

Posting Komentar